Stockholm - Puluhan warga Aceh di Swedia terdiri dari kaum hawa dan generasi baru yang tinggal di kota Nyköping, Eskiltuna, Örebro dan Hällefors, hari ini Selasa, (1/5) ikut memperingati hari buruh sedunia (May Day) di pusat kota Stockholm. Seperti sudah menjadi sebuah kewajiban, setiap tahun mereka turun kejalan memberikan solidaritas sebagai buruh untuk menyampaikan aspirasinya.
Tahun ini, tema yang diangkat adalah mengutuk sejumlah jenderal Indonesia yang terlibat pelanggaran HAM saat perang di Aceh lalu dan ditambah dengan aspirasi revolusi kemerdekaan Aceh. Sehari sebelumya, berbagai persiapan menjelang demo May Day dilakukan di Meunasah Atjèh yang berjarak 18 kilometer dari arah pusat ibu kota Swedia tersebut.
Bendera, spanduk, pamflet dan bentangan kain dipersiapkan menjelang tengah malam tiba. Disela-sela kegiatan tersebut, pengurus meunasah Atjèh di Stockholm, Tgk Syahbuddin Abdurrauf, menjelaskan dalam bahasa Aceh bahwa selain demo hari buruh, elemen masyarakat lain di Swedia diboleh menyampaikan aspirasinya karena demo hari buruh juga termasuk sebagai solidaritas kepada pihak yang tertindas.
"Kebebasan berpendapat di Swedia sangat terjamin, demo apa saja diperbolehkan asalkan menurut aturan, termasuk mengibarkan bendera kita dan aspirasi kemerdekaan Aceh" ujar bekas kepala pelatih tentara GAM di Libya ini.
Keesokan harinya, melalui kereta api bawah tanah, rombongan warga Aceh bergerak menuju taman Humlegården, Stockholm sebagai pusat kumpulan pergerakan demo. Informasi panitia dari partai sosial demokrat Swedia mengumumkan, parade demo akan dimulai pukul 13:30 menelusuri jalan utama pusat kota Stockholm.
Barisan warga Aceh, berada dibagian arakan international unit bersama organisasi bangsa-bangsa pembebasan lainnya di Swedia. Suhu akhir musim semi sekitar 14 derajat, ditambah dengan cuaca dingin yang tidak bersahabat, tidak mengendurkan niat peserta parade demo.
"Kita sudah terbiasa bertahun-tahun dengan suhu seperti ini, jangan puluhan derajat, suhu minus pun kita sanggup ikut demo asalkan ada jaket tebal" ujar Muhammad Yatim sebagai kordinator lapangan (korlap) demo.
Sebelum acara dimulai, sebagian anak muda Aceh terlihat sedang membagikan siaran pers terbaru dari ASNLF "For Opposition, Acheh still a dangerous place to live in" kepada pengunjung. Parade demo dari warga Aceh tampaknya cerdik mengambil kesempatan. Pamflet besar berbahasa Inggris bertuliskan "Achehnese do not forgive and forget the brutalities of Indonesian regime in Acheh" yang ditujukan utama kepada Mayjen (Purnawirawan) Soenarko dan Jalil Yusuf, dipamerkan dibarisan depan.
Menurut kabar terbaru, sejumlah rombongan anggota DPR komisi VIII dari senayan telah tiba di Stockholm untuk kunjungan kerja. "Hari ini, kesempatan bagi kita untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa bendera bulan bintang masih berkibar" tegas Iman Mohasa, putra Dr Husaini Hasan, sambil berjalan dalam parade.
Setelah arakan selesai, peserta demo berkumpul di Norra Bantorget untuk mendengarkan orasi Carin Jämtin, sekretaris partai sosial demokrat, partai oposisi terbesar di Swedia. Dalam orasinya, Carin meminta warga Swedia untuk menjaga jarak dari partai rasis, mengutuk tindakan terorisme Anders Behring Breivik di Norwegia yang saat ini sedang dalam proses pengadilan di Oslo.
hot news : nonton video koboi palmerah, klik disini atau ke halaman utama klik disini