Model berpose dengan MPV Suzuki terbaru, Ertiga, saat diluncurkan di Grand Melia, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Minggu (22/04). Ertiga berkapasitas 7 penumpang ditawarkan mulai Rp143 juta hingga Rp 165 juta on the road Jakarta dan siap menggoyang pasar MPV
Menteri Perindustrian M.S Hidayat memastikan bahwa
pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pasti akan dilakukan
pemerintah. Namun, dia belum mau mengungkapkan kapan pemerintah mau
menerapkan pembatasan itu untuk menjaga tingkat konsumsi BBM bersubsidi
40 juta kiloliter.
"Secara resmi akan diumumkan pada Mei nanti,” kata Hidayat ketika dikonfirmasi wartawan, di Jakarta, Rabu, 25 April 2012. Meski
belum jelas kapan pembatasan BBM bersubsidi mulai dijalankan, namun
Hidayat memastikan bahwa pembatasan tetap akan dilakukan berdasarkan
kapasitas mesin mobil. “Iya pembatasan akan dilakukan di situ, untuk
kendaraan roda empat dengan kapasitas 1.500 cc ke atas,” ujarnya. Berdasarkan riset Tempo, ada sejumlah jenis mobil dari berbagai
merek yang mesinnya di bawah 1.500 cc. Lihat daftar mobil di tabel
bawah. Batalnya penyesuaian harga menyebabkan BBM bersubsidi yang
dijual akan terus melebihi kuota. Dalam postur APBNP 2012, subsidi
bahan bakar minyak sebesar Rp 137,38 triliun dan subsidi listrik Rp 64,9
triliun. Adapun kuota BBM bersubsidi 40 juta kilo liter.
Untuk menjaga kuota, berbagai opsi sempat dikaji, salah satunya pembatasan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil pribadi dengan kapasitas silinder mesin diatas 1500 cc. Lewat cara ini diasumsikan ada penghematan bahan bakar antara 2-3 jut kiloliter. Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman Maman Rusdi mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan jelas dari pemerintah soal pemberlakuan pembatasan BBM bersubsidi. Menurut dia, meskipun pemerintah akan membatasi konsumsi BBM bersubsidi namun Gaikindo tidak akan membatasi permintaan. “Tergantung permintaan pasar, mulai 1.000 cc, 1.400 cc, atau masing-masing merek aan menyesuaikan permintaan pasar dengan kapasitas pabriknya,” kata Sudirman.Dia meminta pemerintah segera memberikan klarifikasi dan informasi jelas mengenai kebijakan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi. Sedangkan untuk konvesi BBM ke bahan bakar gas (BBG), lanjutnya, Gaikindo bersedia membantu pemerintah untuk memasang alat konversi (converter kit) di bengkel-bengkel resmi yang telah ditunjuk. “Converter kit ini juga harus sesuai dengan masing-masing kendaraan,” ujarnya.
Gaikindo, kata dia, sudah diajak bicara oleh Kementerian
Perindustrian, namun belum mengetahu teknis pastinya. “Arahannya belum
jelas.”