Headlines News :
Home » » PROFIL TIM : Ps BARITO PUTRA

PROFIL TIM : Ps BARITO PUTRA

Written By News and Fun on Friday, 6 April 2012 | 01:21

PROFIL TIM : Ps BARITO PUTRA

Nama lengkap : Persatuan Sepak Bola Barito Putera
Julukan : Bekantan Hamuk, Laskar Antasari
Didirikan : 1988
Stadion : Stadion 17 Mei Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kapasitas: 15.000)

Barito Putera adalah klub sepak bola milik H. Sulaiman HB, seorang pengusaha terkemuka dan kemudian juga terkenal sebagai Ketua Partai Golkar Kalimantan Selatan. Bermarkas di Stadion 17 Mei.

Salah satu pemain terbaik Barito Putera adalah Frans Sinatra Huwae, putra keluarga Huwae yang lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara.

Pertandingan semifinal lawan Persib di Divisi Utama Liga Indonesia 1994/1995 itu merupakan pertandingan yang tak terlupakan tidak hanya bagi seluruh pemain, tapi juga bagi seluruh warga Kalimantan Selatan dan Tengah. Meski akhirnya kalah 0-1 oleh gol sundulan kepala Kekey Zakaria, Barito pulang disambut bak pahlawan. Manusia menyemut sepanjang 30 km mulai dari Bandara Syamsuddin Noor hingga ke tengah kota Banjarmasin.

Tanggal 31 Oktober 2008, tim ini berhasil menjuarai kompetisi Divisi Dua Liga Indonesia dan promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia musim 2009. 1988/1989

Barito Putera dibentuk dengan harapan memajukan sepakbola banua. Lahir dari inisiatif H. Sulaiman HB, yang saat itu sedang mempertaruhkan nyawa di RS Pondok Indah Jakarta karena dihadapkan pada operasi besar. Beberapa pemainnya berasal dari Persinus, beberapa diantaranya adalah :Fachri Amiruddin, Abdillah, Sir Yusuf Huawe. Awal berdirinya langsung mengikuti Galatama, dengan manajer M Hatta dan Arsitek Andi Lala asal Ujung Pandang.

* Daftar Nama Pemain :
No. Pos. Nama
1 DF Maidiansyah
2 FW Sugeng Wahyudi
3 MF Sartibi Darwis
4 DF Guntur Ariyadi
5 MF Septa Ariyanto
6 DF Henry Njombi Elad (club captain)
7 GK Husyn Mugni
8 GK Afriyanto
9 MF Ana Supritna
10 MF Sackie Doe
11 FW Dicky Gutama
12 FW Syaifullah Nazar

13 FW Bienvenue Dieudonne Nnengue
14 DF Bisri Mustafa
15 DF Rian Miziar
15 DF Ahmad Zahrul Huda
16 DF Andriansyah
17 MF Amirul Mukminin (vice-captain)
18 MF Andrey Djoko P
19 MF Mahmud Mony
20 MF Muhammad Alam
21 MF Ana Supritna
22 FW Dicky Gutama
23 FW Syaifullah Nazar
[MAHARANI]
Perjalanan Tim BARITO PUTRA :

* 1989/1990
Pemain Legendaris Barito, Frans Sinatra Huwae bergabung setelah dipanggil H. Leman, frans mundur dari Klub Pelita Jaya. Pelatih saat itu Sukma Sejati, dan Frans menjadi kapten Barito.

* 1990/1991
Pelatih Sukma Sejati digantikan Maryoto, dimana beliau adalah instruktur Diklat Ragunan yang membimbing Frans. Salahudin bergabung Barito dan kemudian dipanggil Timnas Sea Games Manila dan mendapat medali emas. Salahudin jadi satu-satunya pemain Barito yang digaji PSSI seumur hidup.

* 1991/1992
Barito Putera melesat dibawah arahan Maryoto menumbangkan tim-tim Galatama. Akhir 1992, maryoto dipanggil PSSI untuk melatih Timnas. Pelatih Barito kemudian dipegang (alm) Andi Teguh.

* 1992/1993
Andi Teguh membawa barito semakin solid dengan pemain lokal di kompetisi galatama seperti Frans, Salahudin, Zainuri, Yusuf Luluporo, Abdillah, Albert Korano, Fahmi Amiruddin, Dasrul Bahri, Joko Hariyanto, Heriansyah, Saiman dll.

* 1993/1994
Daniel Roekito menggantikan Andi Teguh pada 1993, memoles Barito menjadi salah satu Tim yang ditakuti di Liga Dunhill. Memunculkan striker yang sangat disegani saat itu, Buyung Ismu.

* 1994/1995
Tahun yang tak bisa dilupakan, Barito Putera yang saat itu dimanejeri H Rahmadi HAS, diarsiteki Daniel Roekito dan diujung tombaki Dasrul Bahri dan si"kijang" Joko Heryanto sukses ke semifinal Ligina I yang diantaranya sempat mengalahkan Pelita Jaya plus Roger Milla nya. Sayang mereka tumbang di semifinal kala berhadapan dengan Persib Bandung 0-1 di Senayan. Padahal saat itu Barito adalah salah satu dari 3 tim yang tidak memakai pemain asing pada babak 8 besar tersebut disamping Persib Bandung dan Assyabab Salim Group Surabaya. Kekalahan yang disebut oleh media-media nasional sebagai keberhasilan yang dirampok, karena kekalahan tersebut disinyalir sudah diskenariokan. Namun sepulangnya dari Senayan, Barito disambut bak Pahlawan, manusia menyemut dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru ke arah Banjarmasin sepanjang 30 km dengan kostum merah kebanggan Barito Putera pada waktu itu.

* 1995/1996
Tahun ini Barito tidak mampu mempertahankan prestasinya, setelah beberapa pekan menghuni papan bawah, yang diiringi dengan menurunnya kesehatan Daniel Roekito, Barito bisa lepas dari degradasi

* 1996/1997
Tahun ini Barito hanya mampu masuk 12 Besar Liga Indonesia III yang disponsori perusahaan rokok Kansas, Daniel Roekito digantikan oleh pelatih asal Bulgaria, Alexander Dimitrov "Sasho" Kostov. Sejak berdiri hingga sekarang, "Sasho" Kostov adalah pelatih asing satu-satunya yang pernah menukangi Barito. Dalam putaran 12 besar di Bandung, Barito hanya mampu memetik 1 poin hasil imbang 2-2 dengan Persma Manado.

* 1997/1998
Barito pada liga Indonesia IV sebenarnya memiliki peluang untuk maju kebabak berikutnya seandainya Liga Indonesia IV ini tidak dihentikan karena krisis moneter, politik dan keamanan di Indonesia

* 1998/1999
Dengan mengandalkan kapten Frans Sinatra Huwae dan striker yang kerap mengejutkan,Ronny Arifin; namun belum ada peningkatan, Barito gagal ke 12 Besar Ligina.

* 1999/2000
Sempat menumbangkan Juara bertahan PSIS Semarang Di laga pembuka di Semarang 2-0, Barito hanya menempati urutan 9 posisi akhir klasemen dan gagal lolos ke babak 8 besar Liga Indonesia VI ini

* 2000/2001
Kedatangan 4 kuartet muda dari Makassar Isnan Ali, Sunar Sulaiman, Firman Usman dan Sofyan Morhan setahun sebelumnya memberi berkah bagi Barito pada Liga ini. Di pioniri Bambang Harsoyo, Bako Sadissou, Amir Yusuf Pohan. Barito dapat lolos kebabak 8 Besar di Medan, meski akhirnya hanya menjadi juru kunci di fase tersebut. Pada Tahun ini juga Bako Sadissou dinobatkan sebagai Top Skor Liga Indonesia VII ini. Bako yang sempat tenggelam di PSMS Medan, tak dinyana langsung mencuat saat bermain di Barito Putera.

*2001/2002
Masih dengan skuad yang sebagian besar sama, Barito kembali mampu bertengger di posisi 4 besar dan lolos kebabak 8 besar. Bahkan sempat beberapa pekan memimpin klasemen; yang sempat membingungkan pengurus klub,karena seandainya menjadi juara grup, Barito akan menjadi tuan rumah babak 8 besar, namun lampu Stadion 17 Mei tidak memadai untuk digunakan pada malam hari,sesuai jadwal 8 besar yang biasanya ada pertandingan malam hari. Meski hal itu akhirnya tidak terjadi karena Petrokimia Putra yang akhirnya menjadi Juara Grup. Dan..seperti tahun sebelumnya, Barito kembali pulang tanpa poin pada 8 Besar di Padang ini

* 2002/2003
Kondisi Keuangan manajemen Barito Putera sedang mengalami kemunduran, Frans Sinarta Huwae dipercaya melatih Barito Putera yang saat itu masih mengawali karir kepelatihannya. Sayang, setelah 9 Tahun berada di kasta tertinggi Liga Indonesia, Barito harus terpuruk ke Divisi I, sungguh kenangan pahit bagi Barito Putera.

* 2003/2004
Barito kembali harus jatuh ke Divisi II, Frans digantikan (alm)Gusti Gazali. Sempat diisukan bubar, namun manajer Hasnuriyadi membantahnya dengan press release yang dikirim ke media cetak pada tahun itu.

* 2004/2007
Ditengah situasi Krisis, H Sulaiman HB menunjuk Putera Bungsunya Zainal hadi HAS untuk jadi manajer tim. Zainal kemudian memanggil Salahudin yang sukses menghantarkan Persepar Palangkaraya ke Divisi I Liga indonesia pada 2007.

* 2007/2008
Dalam keadaan yang terpuruk, Salahudin memikul tanggung jawab mengembalikan Barito seperti jaman 1994/1995. Akhirnya Salahudin berhasil mengumpulkan materi pemain yang punya semangat juang tinggi dan meraih Juara Divisi II pada 2008 dan mendapat promosi ke Divisi I pada 2008.

* 2008/2009
Gairah tim kebali digalakkan, semangat masuk Divisi Utama jadi bidikan. Hadirlah pilar-pilar terbaik Salahudin seperti Sugeng Wahyudi, Husin Mugni, Dwi Permana, Zulkan Arief, Adre Djoko, Sartibi Darwis, dll. Barito mampu bertahan di divisi I.

* 2009/2010
Akhirnya Salahudin sukses membawa Barito Putera naik tahta ke Divisi Utama Liga Indonesia.

* 2010/2011
Ditangan salahudin Barito Putera mampu bertahan di papan tengah Grup 3 Kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone. Jika tahun ini bisa jadi tim kuat di Liga Ti-Phone, setidaknya tahun depan bisa jadi pelecut untuk menembus Liga Super Indonesia atau ISL. Pada laga terakhir melawan PSS Sleman, Barito takluk 0-1 sehingga finish di urutan ke 6 Divisi Utama Liga indonesia dan gagal lolos ke Piala Indonesia. Namun kemungkinan harapan besar Barito berlaga di Piala Indonesia sangat terbuka. Barito naik peringkat ke 5 setelah PSSI menghukum Persebaya Divisi Utama karena ketahuan memakai pemain yang tidak sah

Share this post :
 
Design By : Nanggroe WEBdev Powered By e-berita.net