Nama Lengkap : Endang Rahayu Sedyaningsih
Alias : Endang | Rahayu
Kategori : Politikus
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Selasa, 1 Februari 1955
Zodiac : Aquarius
Hobby :
Warga Negara : Indonesia
Suami : Dr. Reanny Mamahit Sp.OG
Anak : Arinanda Wailan Mamahit,Awandha Raspati Mamahit,Riyanda Raumanen Mamahit
Alias : Endang | Rahayu
Kategori : Politikus
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Selasa, 1 Februari 1955
Zodiac : Aquarius
Hobby :
Warga Negara : Indonesia
Suami : Dr. Reanny Mamahit Sp.OG
Anak : Arinanda Wailan Mamahit,Awandha Raspati Mamahit,Riyanda Raumanen Mamahit
BIOGRAFI
Dr. dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH.
PH adalah Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu II yang
menjabat sejak 22 Oktober 2009. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Depkes sejak 2007. Beliau lahir di Jakarta, 1
Februari 1955. Endang memperoleh gelar sarjana pada tahun 1979 dari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ibu dari dua putra dan satu
putri ini kemudian melanjutkan spesialisasi Kesehatan Masyarakat di
Harvard School of Public Health di Boston, Amerika Serikat tahun 1992.
Program doktor dia ambil di bidang dan kampus yang sama dan lulus pada
1997.
Ia bersuamikan Dr. Reanny Mamahit, SpOG, MM (Direktur RSUD Tangerang) dan memiliki dua putra dan satu putri.Putra pertama bernama Arinanda Wailan Mamahit, putra kedua bernama Awandha Raspati Mamahit, dan anak putri paling kecil bernama Rayinda Raumanen Mamahit.
Nama ibu berkacamata ini menjadi kontroversi terkait proyek Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2). Perjalanan karir Endang di Dinas Kesehatan cukup panjang. Selepas kuliah di FKUI, Endang sempat bekerja di Rumah Sakit Pertamina Jakarta, pada 1979-1980. Kemudian, pada 1980-1983, Endang berangkat ke Nusa Tenggara Timur. Di lokasi ini, Endang menjabat Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Waipare, NTT. Lalu, dia berlanjut tugas kembali ke Jakarta. Endang dipercaya bertugas di Dinas Kesehatan Propinsi DKI pada 1983-1997. Tidak hanya di level lokal dan Tanah Air karirnya juga terbilang gemilang di kancah dunia.
Di Badan Kesehatan Dunia (WHO), Endang memegang peran penting. Dia menjabat penasihat teknis pada Departemen Penyebaran Penyakit dan Respons di Geneva, Swiss, tahun 1997-2006.
Karir Endang terus meningkat hingga menjadi koordinator riset Avian Influensa tahun 2006. Kini, Endang menjabat Direktur Pusat Riset dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Departemen Kesehatan sejak Februari 2007, hingga akhirnya diangkat menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pada tahun 2010, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai Menteri Kesehatan RI melarang beredarnya iklan susu formula karena tidak sesuai bagi pertumbuhan bayi. Selain itu, beliau juga memperjuangkan pelarangan iklan rokok di televisi. langkah tersebut didukung banyak pihak dan masyarakat Indonesia.
Pada awal tahun 2011 lalu, Endang didiagnosa mengalamai kanker paru-paru. Namun setelah pemeriksaan kembali, penyakit tersebut mampu disembuhkan dan kondisi kesehatannya tidak terjadi masalah.
PENDIDIKAN
Ia bersuamikan Dr. Reanny Mamahit, SpOG, MM (Direktur RSUD Tangerang) dan memiliki dua putra dan satu putri.Putra pertama bernama Arinanda Wailan Mamahit, putra kedua bernama Awandha Raspati Mamahit, dan anak putri paling kecil bernama Rayinda Raumanen Mamahit.
Nama ibu berkacamata ini menjadi kontroversi terkait proyek Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2). Perjalanan karir Endang di Dinas Kesehatan cukup panjang. Selepas kuliah di FKUI, Endang sempat bekerja di Rumah Sakit Pertamina Jakarta, pada 1979-1980. Kemudian, pada 1980-1983, Endang berangkat ke Nusa Tenggara Timur. Di lokasi ini, Endang menjabat Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Waipare, NTT. Lalu, dia berlanjut tugas kembali ke Jakarta. Endang dipercaya bertugas di Dinas Kesehatan Propinsi DKI pada 1983-1997. Tidak hanya di level lokal dan Tanah Air karirnya juga terbilang gemilang di kancah dunia.
Di Badan Kesehatan Dunia (WHO), Endang memegang peran penting. Dia menjabat penasihat teknis pada Departemen Penyebaran Penyakit dan Respons di Geneva, Swiss, tahun 1997-2006.
Karir Endang terus meningkat hingga menjadi koordinator riset Avian Influensa tahun 2006. Kini, Endang menjabat Direktur Pusat Riset dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Departemen Kesehatan sejak Februari 2007, hingga akhirnya diangkat menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pada tahun 2010, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai Menteri Kesehatan RI melarang beredarnya iklan susu formula karena tidak sesuai bagi pertumbuhan bayi. Selain itu, beliau juga memperjuangkan pelarangan iklan rokok di televisi. langkah tersebut didukung banyak pihak dan masyarakat Indonesia.
Pada awal tahun 2011 lalu, Endang didiagnosa mengalamai kanker paru-paru. Namun setelah pemeriksaan kembali, penyakit tersebut mampu disembuhkan dan kondisi kesehatannya tidak terjadi masalah.
Dan pada awal bulan mei 2012, Endang
menghembuskan nafas terakhir setelah dirawat selama 15 hari di rumah
sakit terkait penyakit kanker paru yang diidapnya.
1966 SD Pancasila, Jakarta.
1969 SMPN 35 Jakarta.
1972 SMAN 4 Jakarta.
1979 Universitas Indonesia Jurusan Dokter Umum.
1992 Gelar MPH, Harvard University, USA.
1997 Dokter Kesehatan Masyarakat, Harvard University, USA.
KARIR
1969 SMPN 35 Jakarta.
1972 SMAN 4 Jakarta.
1979 Universitas Indonesia Jurusan Dokter Umum.
1992 Gelar MPH, Harvard University, USA.
1997 Dokter Kesehatan Masyarakat, Harvard University, USA.
2004 Peneliti Madya Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2007 Kapuslitbang Biomedis dan Farmasi II.a Puslibang Biomedis dan Farmasi.
2008 Peneliti Madya Puslibang Biomedis dan Farmasi.
2008 Peneliti Utama Puslibang Biomedis dan Farmasi.
PENGHARGAAN
2007 Kapuslitbang Biomedis dan Farmasi II.a Puslibang Biomedis dan Farmasi.
2008 Peneliti Madya Puslibang Biomedis dan Farmasi.
2008 Peneliti Utama Puslibang Biomedis dan Farmasi.
2000 Penulis Artikel Terbaik ke 3 badan Litbangkes 2000.
2000 3rd Best Poster Presentation 3rd Asia Pacific Conference on Travel Health.
2000 3rd Best Poster Presentation 3rd Asia Pacific Conference on Travel Health.
