Sigli – Arena Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke 32 Tingkat Kabupaten Pidie yang digelar di Kembang Tanjong mestinya menjadi percontohan nuansa Islami bagi masyarakat. Sayang yang terjadi justru sebaliknya. Laki-laki dan perempuan bercampur-baur di arena itu tanpa pembatas dan pengontrolan yang tepat dari pihak penyelenggara.
Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Pidie Drs.Muktar Ahmad yang dihubungi The Globe Journal, Senin (16/7) menampik perlu adanya pembatas di arena MTQ. Pasalnya para pengunjung yang dilihatnya sudah mengedepankan nilai-nilai Islami baik dari segi pakaian maupun sikapnya. Lagipula mayoritas pengunjung jelasnya pergi dengan keluarganya.
“Kan tidak etis kalau kita pisahkan tempat duduk antara istri-anak dengan suami, jika pun ada yang datang d ikalangan remaja saya yakin mereka tidak berani berbuat apa-apa”, katanya.
Pun demikian, pihaknya sudah pernah membicarakan masalah ini dengan pihak kecamatan untuk menghindari perbuatan amoral terjadi di arena MTQ. Mereka melibatkan pihak Kecamatan Kembang Tanjung, Koramil dan Polsek setempat untuk berpartisipasi mengawasi ketertiban pelaksanaan MTQ.
“ Wilayatul Hisbah dan Satpol PP juga siap siaga dengan melakukan patroli disetiap sudut yang dicurigakan dan juga depan podium utama. Saya rasa mereka tidak berani melakukan macam-macam. Lagian selama MTQ berlangsung belum ditemukan hal yang memilukan. Semua berjalan tertib dan aman”, cetusnya.
