RUSMAN RAFIUDDIN | Foto : ILUSTRASI
Bedanya, gulai pliek u memakai bahan dasar yang berasal dari pliek u sedangkan gulee jruek memakai bahan dasar utama asam jruek atau jruek drien. Sehingga, ketika kita menyantap gulee jruek maka yang terasa adalah dominan rasa asam berasal dari jruek drien tersebut.
Jruek drien terbuat dari daging durian yang sudah difermentasi, bagi yang tak pernah mencobanya pasti akan terbayang rasa durian yang lezat, manis dan harum. Tapi tunggu dulu, setelah difermentasi dengan cara diendapkan dalam botol daging durian ini telah berubah rasa, menjadi lebih asam, dan aroma harumnya menjadi hilang.
Kadang-kadang masyarakat setempat mengolah jruk drien ini menjadi sambal untuk menu makanan, racikannya tinggal ditambah cabai dan bawang merah dan bumbu lainnya. Rasanya memang agak-agak aneh di lidah, tetapi bagi yang menyukai jruek drien rasa asam tersebut bisa membangkitkan selera makan lho.
Cara membuat jruek drien sangat sederhana, daging durian setelah dipisahkan dari bijinya tinggal dikeringkan dengan hanya meletakkannya dalam wadah terbuka, lalu dibiarkan hingga kadar airnya menjadi kering sekitar lima sampai tujuh hari.
Setelah itu jruek drien bisa langsung dikonsumsi dengan cara menambahkannya dalam berbagai menu masakan seperti gulee jruek, ikan asam pedas dan menu masakan lainnya tergantung selera.
Tak hanya mudah dibuat jruek, juga bisa bertahan lama jika benar-benar kering bahkan bisa bertahan hingga dua tahun, proses penyimpanannya cukup dimasukkan dalam botol-botol minuman dan ditutup rapat.
Biasanya untuk membuat warna jruek menjadi lebih cerah, diberi pewarna alami berupa pati kunyit, hasilnya jruk terlihat lebih cerah. Namun, karena keterbatasan bahan baku ada juga yang membuat jruek palsu dengan menggunakan bahan tambahan dari daging pisang, untuk membedakannya gampang, warna jruek biasanya lebih puat dan memiliki kadar air yang tinggi.
Tertarik ingin mencoba variasi berbeda untuk menu makan anda? Jruek drien pasti akan menjadi hal yang unik.
Atjehpost.com