Headlines News :
ProKontra

Larangan Perempuan Boncengan Mengangkang

Larangan mengangkang saat berboncengan di motor bagi perempuan di Kota Lhokseumawe, Aceh mulai disosialisasikan. Bila Anda setuju, pilih Pro!
PRO!
KONTRA!

 Kaleidoskop 2023 :

Catatan Prestasi Gemilang Siswa















































dan Guru SMP Negeri 3 Setia Bakti Di Tahun 2023
Berikut Daftar Perolehan Juara, Partisipasi Perlombaan Olahraga, Esktra Kurikuler Pramuka Baik Tingkat Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya dan Provinsi Aceh Dari Siswa/i dan Guru SMP Negeri 3 Setia Bakti Selama Tahun 2023
Semoga Di Tahun 2024 Semakin Jaya dan Bertambah Lagi Prestasinya . Amin.
Jenis Jenis Prestasi Yang Di Raih Siswa dan Guru SMPN 3 Setia Bakti dan Cabang Lomba Tahun 2023
1. Sekolah Berkemajuan Terbaik ( SMP Negeri 3 Setia Bakti ) dan Mendapatkan BOS Kinerja Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2023
2. Terbaik 1 Putra LT 2 Pramuka Kwarran Setia Bakti Regu Rajawali An. Maulana Saputra Dkk
3. Terbaik 1 Putri LT 2 Pramuka Kwarran Setia Bakti Regu Mawar An. Firza Humairah Dkk
4. Terbaik 1 Putra LT 3 Pramuka Kwarcab Aceh Jaya Regu Rajawali An. Maulana Saputra Dkk
5. Terbaik 1 Putri LT 3 Pramuka Kwarcab Aceh Jaya Regu Mawar An. Firza Humairah Dkk
6. Peringkat 8 LT 4 Pramuka Kwarda Aceh
7. Juara II Gala Sepakbola Indonesia Tingkat Kab Aceh Jaya An. Sultan, Rizal Aulia dan M Saidi
8. Juara 1 Tarik Tambang Putri Se Kec Setia Bakti Pada HUT RI Tahun 2023
9. Juara 1 Volley Ball Putri Se Kec Setia Bakti Pada HUT RI Tahun 2023
Sekian Terimakasih


"DARA MAMEEH YESS, DARAH MAMEEH NO WAY"



ULLY FITRIA, SKM

Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

                                                                                                      

 Tahukah kita semua terutama ini nyak – nyak dan aki-aki, dara-dara mameeh yang muda – muda sudah menderita penyakit diabetes, penyakit yang kalau orang kita aceh biasa menyebutnya dengan nama “darah mameeh/kencing manis/gula darah. Sedangkan orang kesehatan medis menyebutnya dengan “Diabetes Militus”. Penyakit diabetes ini tidak mengenal usia dan jenis kelamin, semua kalangan bisa terserang termasuk anak – anak muda yang usianya masih sangat belia. Tidak heran jika sekarang sering kita dengar haba ureung tuha  dara – dara mameeh ka abeh keunong gula mameeh cit dum “ (yang artinya kata orang  yang sudah tua “ anak muda (gadis belia yang cantik-cantik) sekaramg sudah pada terkena penyakit diabetes juga) sama halnya dengan mereka yang berusia tua. Hal ini disebabkan oleh pola hidup kita sekarang suka memakan makanan siap saji, junk food misalnya berhubung dengan segala aktivitas yang sangat banyak sehingga membuat ibu rumah tangga mengambil alternatif membeli makanan siap saji.Tidak hanya ibu rumah tangga semua kalangan juga lebih suka mengonsumsi makanan siap saji karena makanan- makanan tersebut sangat mudah didapat, makanan siap saji ini terkesan lebih enak dengan berbagai paduan rasa yang membuat semakin nikmat menggoyang dilidah. Padahal makanan – makanan tersebut sangat banyak mengandung gula dan pemanis buatan yang membuat penyebab utama terjadi peningkatan berat badan secara drastis dan ujung -ujung akan  terkena penyakit diabetes.  Apalagi orang kita ini kalau sudah makan umumnya tidak terkontrol, makan dengan porsi besar dan apa yang ada semua dimakan. Memang kita orang aceh ini tidak sah dikatakan “sudah makan” kalau tidak makan nasi walaupun sebelumnya sudah makan lontong dua piring, sudah makan burger misalanya atau roti atau makanan lainnya tetapi nasi juga tetap dimakan lagi dengan dalih beralasan belum makan. Jelas – jelas dalam Al – Quran disebutkan bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, terlebih persoalan makan. Hadis nabi juga menyebutkan “makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang”. Semua orang mengetahui ini tetapi sangat sulit  untuk dijalankan dan dipraktekkan langsung.

Karena penderita penyakit diabetes ini semakin hari semakin meningkat tidak hanya di Aceh tapi diseluruh pelosok dunia, maka oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization) setiap tanggal 14 November  ditetapkan sebagai Hari Diabetes sedunia  (World Diabetes Day). Peringatan khusus ini dibuat dari tahun 1991 hingga sekarang. Data terkini menunjukkan  jumlah penderita terus meningkat dan tercatat saat ini mencapai 422 juta orang  didunia, empat kali lebih banyak dari pada 30 tahun lalu. Didunia, penyakit diabetes ini membunuh lebih dari dari satu juta  orang setiap tahunnya . Menurut WHO jumlah penderita diabetes militus meningkat dari 108 juta orang ditahun 1980. Pada tahun 1980, kurang dari 5% orang dewasa (diatas 18 tahun) menderita diabetes didunia – tahun 2014 tingkatnya adalah 8,5%. Internasional Diabetes Federation memperkirakan hampir 80% orang dewasa menderita diabetes tinggal dinegara yang memiliki penghasilan menengah karena kebiasaan makan makanan yang enak – enak. Sedangkan dinegara maju diabetes ini dikaitkan dengan faktor kemiskinan dimana diabetes tidak akan terjadi pada masyarakat yang tidak sanggup membeli makanan mahal dan junk food, mereka sering mengonsumsi makanan sehat dan hasil olahan sendiri. Pada dasarnya ini semua kembali kepada gaya hidup masing – masing individu dalam hal mengonsumsi makanan dan aktivitas keseharian tiap orang.

Proses terjadinya penyakit ini didalam tubuh adalah pada waktu gula (glukosa) dalam aliran darah kita tidak dapat diproses dengan baik, sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit  komplikasi lainnya  seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kebutaan, gagal ginjal dan paling parah harus mengamputasi anggota tubuh bagian bawah. Saat tubuh dimasukkan makanan, tubuh akan mengurai karbohidrat menjadi gula (glukosa) . Oleh hormon yang diproduksi oleh pangkreas yang disebut dengan  insulin, akan berusaha  memerintahkan sel tubuh  untuk menyerap gula tersebut menjadi sebuah energi. Diabetes terjadi ketika insulin tidak dihasilkan ataupun tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga menyebabkan gula akan menumpuk didalam darah kita. Penyakit diabetes dibagi menjadi 2 tipe, Tipe 1 yaitu pangkreas tidak dapat menghasilkan insulin, sehingga glukosa menumpuk didalam darah. Umumnya  dipengaruhi oleh faktor genetika ataupun disebabkan oleh  infeksi virus yang dapat merusak sel – sel yang menghasilkan insulin dalam pangkreas. Sekitar 10% orang menderita diabetes tipe 1. Sedangkan pada diabetes tipe 2, pangkreas tidak cukup menghasilkan insulin atau hormon tidak bekerja dengan baik. Hal ini biasanya terjadi pada usia setengah baya atau orang tua, tetapi juga dialami oleh anak muda yang kelebihan berat badan dan kurang bergerak, kurang beraktivitas dan kurang berolahraga, hobi rebahan. Ini yang umumnya dialami oleh orang kita sekarang. Sebagian Ibu hamil kemungkinan didiagnosa mengalami diabetes gestational ketika tubuh mereka  tidak menghasilkan cukup insulin bagi diri mereka dan bayi. Sejumlah kajian memperkirakan sekitar 6 sampai 165 perempuan hamil akan menderita diabetes gestasional, mereka harus mengontrol  tingkat gula mereka melalui makanan yang mereka konsumsi, berbagai aktivitas bisa dilakukan ibu hamil untuk mencegah peningkatan gula darah agar tidak naik ketahap diabetes tipe 2.

Gejala diabetes militus antara lain : merasa sangat haus, buang air kecil berlebihan dari biasanya apa lagi pada malam hari, cepat lelah, penurunan berat badan secara drastis tanpa melakukan diet, sering terjadi sariawan, penglihatan mulai kabur, jika ada luka maka susah sembuh. Pada diabetes militus tipe 1 biasanya muncul pada saat  anak – anak atau remaja dan lebih parah. Orang yang beresiko mengalami diabetes ini adalah pada usia 25 tahun keatas, umumnya pada usia 40 tahun. Faktor lain adalah karena adanya diabetes yang diturunkan oleh orang tua dan saudara sekandungnya juga memiliki penyakit yang sama, yang paling signifikan terjadi karena faktor berat badan berlebih.

Diabetes bisa juga  terjadi karena faktor keturunan atau faktor lingkungan, akan tetapi bisa kita lakukan pencegahan dengan berbagai macam cara, diantara dengan mengurangi berat badan. Jika memiliki berat badan berlebih, kemudian mengurangi mengonsumsi makanan dan minuman manis olahan, makan nasi dalam porsi Sedikit  bahkan jika perlu bisa menggantikan nasi dengan gandum, banyak mengkonsumsi sayur- sayuran  dan buah- buahan. Serta jangan malas melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik itu tidak mesti berolahraga, melakukan kegiatan dirumah juga termasuk dalam hitungan bergerak seperti membersihkan rumah dan lingkungan sekitar misalnya. Melakukan kegiatan rutin jalan kaki dipagi hari minggu juga salah satu cara yang sangat bagus selain berolahraga. Yang paling penting adalah hindari menonton televisi sambil makan cemilan. Ini yang umumnya sering dilkaukan sehingga tanpa disadari terjadi penumpukan gula, lemak yang bisa menyebabkan pemicu terjadinya diabetes militus. Kalau kita mampu mengurangi berat badan 10% saja dari saat ini bisa mengurangi resiko diabetes.

Oleh karena itu mari sama – sama kita merubah kebiasaan makan kita yang tadinya tidak sehat menjadi lebih sehat. Ini lebih baik dari pada pencegahan dengan obat – obatan ataupun dengan jarum insulin setiap harinya. Katakan No Way untuk diabetes, kita niatkan untuk beribadah karena jika tubuh kita sehat otomatis untuk beribadah pun akan lancar. “ dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang tenang”.  Tubuh sehat dan jiwa tenang juga bisa memperpanjang harapan hidup kita insyaallah.


 



TANTANGAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI DAERAH

Oleh:

Mutiawati dan Sofia*

Limbah medis merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di Indonesia khususnya di Aceh. Pengelolaan limbah medis di Aceh hingga kini masih belum optimal. Beberapa permasalahan terkait dengan pengelolaan limbah medis Fasyankes adalah sulitnya memperoleh izin insinerator, penyimpanan limbah infeksius yang tidak sesuai standar, penumpukan limbah medis yang melebihi kapasitas, tempat penyimpanan sementara yang tidak memenuhi standar, serta besarnya biaya yang dikeluarkan untuk mengelola limbah medis. Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2019, ada sekitar 295 ton/hari dihasilkan limbah medis.

Sejak berlangsungnya pandemi Covid-19, limbah medis mengalami peningkatan sebesar 30 persen. Limbah medis ini perlu ditangani secara khusus sesuai dengan persyaratan dan ketentuan perundang-undangan agar proses pengolahannya terhindar dari dampak buruk kesehatan maupun dari kemungkinan terjadinya penularan penyakit lainnya. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan  bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) wajib melakukan pengelolaan limbah B3. Apabila tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan ke pihak lain atau pihak ketiga serta wajib mendapatkan izin dari menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya. Bila pengelolaan limbah B3 tidak dilakukan dengan baik sesuai peraturan perundang-undangan, maka hal ini dianggap melanggar ketentuan bahkan dapat dipidanakan.

Limbah medis adalah sisa-sisa produk baik biologis maupun nonbiologis yang dihasilkan oleh rumah sakit, klinik, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya. Limbah medis bisa berupa darah, cairan tubuh, bagian tubuh, maupun alat-alat yang sudah terkontaminasi seperti jarum suntik, kain kasa, selang infus, dan lain-lain. Dampak buruk dapat terjadi jika limbah medis tidak ditangani dengan baik, misalnya pada limbah darah, jika darah berasal dari pasien yang mengidap penyakit infeksius seperti HIV dan Hepatitis B, maka akan mudah tertularkan ke orang lain. Limbah jarum suntik, jika dibuang sembarangan dapat melukai dan menularkan penyakit kepada orang lain. Oleh sebab itu, pengelolaan dan penanganan limbah medis perlu mendapat perhatian serius.

Jenis-jenis limbah medis

Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO, limbah medis termasuk didalamnya limbah infeksius, limbah patologis, limbah benda tajam, limbah kimia, limbah farmasi, limbah sitotoksik,  dan limbah radioaktif.  

Limbah infeksius, biasanya berasal dari prosedur medis tertentu seperti darah, cairan tubuh, seperti air liur, keringat, dan urine yang bisa saja mengandung bakteri, virus, maupun sumber penyakit lain yang bisa menular. Bahan ini dapat dihasilkan dari kegiatan operasi atau pengambilan sampel di laboratorium.

Limbah patologis, yaitu  limbah medis yang berupa jaringan manusia, organ dalam tubuh, maupun bagian-bagian tubuh lainnya. Limbah ini biasanya dihasilkan setelah prosedur operasi dilakukan.

Limbah benda tajam, yaitu alat-alat yang tajam seperti jarum suntik, pisau bedah sekali pakai, maupun silet. Perlakuan untuk limbah medis yang satu ini memang perlu dilakukan dengan sangat hati-hati.

Limbah kimia, yaitu limbah medis yang bersifat kimia seperti cairan reagen yang digunakan untuk tes laboratorium dan sisa cairan disinfektan.

Limbah farmasi, yaitu limbah hasil kegiatan farmasi seperti obat-obatan yang sudah kadaluarsa maupun yang sudah tidak layak dikonsumsi karena adanya kontaminasi.

Limbah sitotoksik, yaitu buangan atau sisa produk dari barang-barang beracun yang sifatnya sangat berbahaya karena bisa memicu kanker hingga menyebabkan mutasi gen. Contohnya obat yang digunakan untuk kemoterapi.

Limbah radioaktif, yaitu limbah yang berasal dari prosedur radiologi, seperti rontgenCT Scan, maupun MRI. Limbah tersebut bisa berupa cairan, alat, maupun bahan lain yang digunakan yang sudah terpapar dan bisa memancarkan gelombang radioaktif.

Limbah biasa, yaitu sebagian besar limbah medis merupakan limbah biasa yang dihasilkan dari kegiatan harian di fasilitas kesehatan rumah sakit, seperti makanan untuk pasien, bungkus plastik alat medis, dan lain-lain.

Risiko dari Limbah Medis

Limbah medis dapat membahayakan kesehatan terutama bagi para petugas medis dan petugas kebersihan rumah sakit. Risiko yang dapat terjadi saat ada kontak dengan limbah medis yaitu luka atau sayatan akibat tertusuk jarum suntik bekas pakai atau pisau bedah bekas pakai, paparan racun yang membahayakan kesehatan, luka bakar kimiawi, peningkatan polusi udara apabila limbah medis dimusnahkan dengan cara dibakar, risiko terkena paparan radiasi berlebih tanpa pengaman, peningkatan risiko penyakit berbahaya seperti HIV dan hepatitis.

Pengelolaan limbah medis

Pengelolaan limbah medis diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Limbah yang termasuk dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan harus diperhatikan tahap-tahap khusus sebelum dibuang, yaitu :

·       Limbah infeksius dan benda tajam perlu melalui proses sterilisasi terlebih dahulu sebelum akhirnya dibakar menggunakan alat khusus dan dibuang.

·       Limbah farmasi padat dalam jumlah besar, harus dikembalikan kepada distributor. Jika jumlahnya kecil, maka harus dihancurkan atau diserahkan ke perusahaan khusus pengolahan limbah B3.

  • Limbah sitotoksik, logam maupun bahan kimiawi harus diolah dengan cara khusus sebelum dibuang. Bila fasilitas kesehatan tidak mampu melakukannya, limbah harus diserahkan kepada perusahaan khusus pengolahan limbah B3.
  • Limbah kimia dalam bentuk cair harus disimpan dalam kontainer yang kuat.
  • Limbah medis yang berbentuk cair tidak boleh dibuang langsung ke saluran pembuangan.

Tantangan Pengelolaan Limbah Medis

Secara umum, pengelolaan limbah medis di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan mulai dari regulasi, kapasitas pengolahan, peran pemerintah daerah, koordinasi antar lembaga, sumber daya manusia, sarana prasarana, perizinan, peran swasta, dan pembiayaan. Kapasitas pengolahan limbah medis belum memadai baik dari segi jumlah maupun distribusi yang belum merata. Jumlah Fasyankes yang mempunyai fasilitas pengolah limbah berizin atau insenerator saat ini masih sangat minim. Kondisi di Provinsi Aceh, dari semua RS yang ada di Aceh, hanya 4% rumah sakit yang memiliki izin insinerator. Sisanya sebanyak 96%, belum memiliki izin pengelolaan limbah sendiri sehingga harus bekerjasama dengan pihak ketiga. Kerjasama dengan pihak ketiga juga mengalami tantangan tersendiri. Permasalahan biaya untuk pengelolaan limbah B3 yang sangat besar. Rata rata limbah medis yang dihasilkan Puskesmas bisa mencapai berkisar 150-250 kg/bulan, sedangkan limbah medis rumah sakit mencapai kisaran 1000-2000 kg/bulan. Besarnya volume limbah medis yang dihasilkan ini mengakibatkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh Fasyankes setiap bulannya. Pengelolaan limbah medis oleh pihak ketiga biasanya diangkut ke Pulau Jawa.  Jauhnya jarak pengangkutan menyebabkan besarnya biaya yang harus dibayarkan oleh Fasyankes dan menyebabkan permasalahan lain yaitu terjadinya penumpukan limbah medis melebihi kapasitas karena lamanya proses pengangkutan serta tempat penyimpanan yang tidak memenuhi standar, sehingga mengakibatkan masalah hukum. Mengingat besarnya biaya pengelolaan limbah medis di Provinsi Aceh, maka hal ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah. Akan lebih efektif dan efisien jika pemerintah daerah dapat melakukan pengelolaan sendiri limbah medis ini dengan menyiapkan sarana dan prasarananya sehingga tidak bergantung kepada pihak ketiga.  Salah satu solusi terbaik dalam pengelolaan limbah di Aceh adalah dengan menerapkan konsep pengelolaan limbah medis berbasis wilayah sesuai amanat Permenkes Nomor 18/2020 tentang Pengelolaan Limbah Medis Fasyankes Berbasis Wilayah. Didalam Permenkes Nomor 18 Tahun 2020 juga dinyatakan bahwa Pengelolaan limbah medis Fasyankes berbasis wilayah memerlukan dukungan sumber daya seperti : 1. Lahan untuk lokasi pengelolaan sesuai ketentuan tata ruang, 2. Sarana dan prasarana dalam pengelolaan limbah medis fasyankes, 3. SDM yamg memiliki pengalaman dan kompetensi dalam pengelolaan limbah, 4. Pendanaan.

Implementasi pengelolaan limbah medis berbasis wilayah memberikan banyak keuntungan diantaranya: 1. Biaya pengelolaan menjadi lebih kecil karena jarak pengangkutan dekat,              2. Mengurangi penumpukan limbah medis di fasyankes, 3. Fasyankes tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan khusus (cool storage), karena limbah medis tidak disimpan lama. Untuk menghadapi tantangan pengelolaan limbah medis berbasis wilayah ini sangat dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, serta koordinasi yang baik dengan setiap stakeholder yang terlibat.  Akhirnya kita berharap agar pengelolaan limbah medis bisa efektif dan efisien maka perencanaan untuk melakukan pengelolaan limbah medis berbasis wilayah yang didukung dengan ketersediaan infrastruktur dan sumber daya manusia dapat dijalankan dengan kerjasama antara pemerintah daerah dengan Fasyankes.

 

*Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

 

 



HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN

DI ERA COVID 19

Oleh : Nova sari

Mahasiswi Pasca Sarjana Magister Kesehatan Masyarakat (MKM)

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

 

        Pada masa COVID 19 yang sedang mewabah saat ini kebersihan sangat berperan penting , walaupun virus COVID 19 ini tidak dapat menular melalui makanan, tapi kita harus memastikan kebersihan dan keamanan makanan yang kita konumsi. Karena pola makan yang kita konsumsi sangat berpengaruh dengan imun tubuh kita. Untuk meningkatkan imun tubuh kita pada masa COVID 19 ini, makanan yang mengandung gizi yang baik sangat kita butuhkan pada masa-masa seperti saat ini. Faktor yang sangat berpengaruh pada peningkatan makanan adalah kompetensi sumber daya manusia ( Personal hygiene). Jika penanganan pangan mulai dari persiapan, pembersihan, pengolahan sampai penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik maka akan terjadi hal yang tidak baik sehingga menimbulkan keracunan. Produksi olahan pangan yang baik dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, meliputi produk yang diperuntukkan bagi bayi/anak.

        Penerapan pola hidup sehat dan bersih sangat perlu dilakukan baik di rumah tangga maupun di tempat-tempat makan. Seperti di tempat makan para karyawan memiliki dan di bekali pengetahuan tentang bahan pangan, sanitasi dan hygiene perorangan, cara pengolahan makanan dan keamanan makanan. Selain itu karyawan juga harus tau bagaimana cara-cara kebersihan diri yaitu seperti mandi dan sikat gigi dengan sabun dan air bersih secara teratur, rambut juga harus dalam keadaan bersih dengan cara keramas secara teratur, kuku juga harus di potong pendek, karena di dalam kuku terkumpul  sumber bakteri, karyawan juga harus selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik sebelum dan sesudah bekerja, memakai pakaian khusus kerja yang bersih, dan jika selesai bekerja melepasnya, karyawan juga harus memakai sepatu tertutup, karyawan juga harus dalam kondisi sehat. Di dalam mulut, hidung dan tenggorokan juga di temukan bermacam jenis mikroorganisme maka dari itu karyawan di wajibkan untuk menggunakan masker untuk mencegah penyebaran percikan dropplet bakteri saat bicara, batuk, atu bersin ke makanan. Masker yang sudah digunakan sebaiknya diganti dan hindari penggunaan masker secara berulang karena mikroba yang ada pada masker yang sudah di gunakan bisa menimbulkan penyakit pernafasan. Pada saat karyawan bekerja sebaiknya memakai baju yang sesuai Standar Operasional Prosedur seperti celemek, penutup kepala, masker, sarung tangan plastik sekali pakai dan sepatu kedap air.

         Selain menggunakan air karyawan juga bisa menggunakan hand sanitizer setelah menyentuh barang-barang yang sering di sentuh di tempat umum, dan juga menggunakan desinfektan dengan cara mennyemprot peralatan-peralatan yang sering digunakan bersama. Desinfektan yang bagus untuk digunakan diantaranya yang berbasis alkohol.

    Begitu pula dengan cara pengolahan makanan harus bersih dan tepat. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengolah makanan adalah :

-          Keadaan bahan makanan

-          Cara penyimpanan bahan makanan

-          Proses pengolahan

-          Cara pengangkutan makanan yang telah dimasak

-          Cara penyimpanan makanan masak

-          Cara penyajian makanan masak

    Peralatan makanan dan minuman juga harus dalam keadaan bersih, bentuk peralatan juga harus utuh, tidak boleh rusak, pecah/sompel, karena dapat melukai tangan dan pengumpulan kotoran.

Adapun ciri-ciri makanan yang baik adalah daun, buah, umbi masih segar tidak layu,kulitnya juga masih bagus tidak rusak, bagian sayurannya juga masih bagus.  

        Begitu juga bila kita memasak di rumah akan lebih baik karena kita bisa memastikan makanan  yang kita makan bersih dan betul-betul kita olah dengan baik dan kita juga harus melakukan langkah-langkah untk memastikan makanan dimasak dengan higienis dan diolah sampai matang sempurna.  Setelah kita memasak kita harus membersihkan seluruh permukaan dapur dengan air hangat dan sabun kemudian kita keringkan menggunakan tisu sampai kering, untuk noda yang membandel kita campurkan air hangat dengan soda kue, soda kue juga bersifat desinfektan yang dapat menetralkan bau dan menghilangkan noda-noda yang tidak bisa dihilangkan dengan sabun biasa. Kulkas dan rak penyimpanan makanan juga harus rutin di bersihkan karena dapat menimbulkan kuman dan parasit. Sebaiknya peralatan masak juga terbuat dari stainless steel, plastik ataupun silikon, jangan yang terbuat dari kayu, karena kayu gampang enyerap air dan mudah retak, sisa makanan pun gampang terselip di peralatan masak dari kayu.

 Tips menjaga kebersihan makanan pada masa pandemi covid 19

·       Cuci tangan anda dengan sabun dan air selama 20 detiksebelum menyiapkan makanan apapun.

·       Pisahkan papan potong untuk menyiapkan daging dan ikan mentah.

·       Masak makanan sampai suhu yang di sarankan.

·   Jika memungkinkan, simpan barang yang mudah rusak dalam lemari es atau beku, dan perhatikan tanggal kadaluwarsa produk.

·       Bertujuan untuk mendaur ulang atau membuang sisa makanan dan kemasan dengan cara yang layak dan sanitasi, menghindari penumpukan sampah yang dapat menarik hama.

·       Cuci tangan anda dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik sebelum makan dan pastikan anak anda melakukan hal yang sama.

·       Selalu gunakan peralatan dan piring yang bersih.

Jenis makanan bernutrisi untuk menaikkan imunitas mencegah terjangkitnya COVID 19

·       Makanan segar dan tidak diproses

WHO menyarankan untuk makan  4 porsi buah, 5 porsi sayuran, 180 gram biji-bijian, dan kacang-kacangan setiap hari.

·       Minum air putih yang cukup

Agar tubuh teap fit dan bugar selama pandemi Covid-19, dianjurkan untuk meminum delapan hingga sepuluh gelas air setiap hari.

·       Batasi makanan berlemak

Untuk menghindari efek negatifnya terhadap kesehatan, hindarilah menkonsumi makanan yang tinggi lemak jenuh, seperti daging berlemak, mentega, minyak kelapa, krim dan keju.

·       Batasi asupan garam dan gula

Asupan garam dibatasi hingga kurang dari 5 gram atau sendok teh perhari.

·       Hindari makan diluar

Di tengah situasi pandemi seperti saat ini, makan di rumah dapat mengurangi  tingkat kontak dengan orang lain.

            Kesehatan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, jika kesehatan tidak baik maka manusia tidak bisa beraktfitas dan bekerja dengan normal. Jika kita sakit baru kita merasakan begitu pentingnya sehat. Marilah kita bersama-sama menjaga kesehatan dimulai dari hal-hal kecil, salah satunya adalah menjaga kebersihan makanan dan minuman yang kita konsumsi.

 

Banda Aceh, 1 november 202

 

Computer Solution

More on this category »
Design By : Nanggroe WEBdev Powered By e-berita.net