Menjenguk pasien di rumah sakit bisa berpotensi ketularan penyakit.
Bukan ketularan dari pasien yang dijenguk tapi dari berbagai sumber virus atau bakteri penyakit yang 'beterbangan' di sekitarnya. Salah satunya adalah risiko infeksi.
Infeksi di Rumah Sakit (RS) atau infeksi nosokomial, dapat mengenai pasien, perawat, dokter, bahkan pembezuk jika hal tersebut tidak dikendalikan.
Tapi jangan lantas Anda takut menjenguk teman yang sedang sakit di rumah sakit loh. Semua ini bisa diantisipasi, tidak hanya tenaga medis, tetapi Anda pun dapat mencegah infeksi tersebut.
Menurut dr. Anis Karuniawati, PhD, SpMK(K) selaku Ketua Departemen Mikrobiologi FKUI, infeksi di RS dapat menyebar melalui pasien, tenaga kesehatan, pengunjung, peralatan, makanan atau minuman, lingkungan sekitar, maupun akibat tindakan tertentu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk tujuan diagnosis atau terapi.
"Mengingat pentingnya peran lingkungan RS dalam pencegahan terjadinya infeksi RS, maka persyaratan kesehatan lingkungan RS harus dipenuhi sesuai standar yang telah ditetapkan," imbuh Anis.
Standar tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 1204/Menkes/SK/X/2004 meliputi persyaratan fisik, kimia, dan mikrobiologi.
"Pemeriksaan mikrobiologi berguna untuk mengetahui metode pembersihan atau sterilisasi yang dilakukan mencapai tujuan, serta mencari sumber infeksi bila terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB)," lanjut Anis.
Penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit di RS melalui media air, makanan, peralatan, dan udara.
Misalnya, KLB pseudomonas di RS disebabkan oleh bakteri pseudomonas yang bersumber dari air bersih, peralatan makan yang terkontaminasi bakteri coli yang bersumber dari tangan tenaga pramusajian, suhu dan kelembaban udara ruangan yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan tingginya jumlah kuman udara dalam ruangan, serta penularan melalui suntikan atau cairan infus/tranfusi darah/obat yang diberikan.
Efeknya, pasien dapat memiliki penyakit "baru", tenaga kesehatan dan pengunjung pun bisa terserang penyakit. Infeksi yang sering terjadi di RS seperti diare, infeksi: aliran darah, daerah operasi, salurah kemih, saluran nafas bawah dan pneumonia.
Untuk mencegahnya, dari sisi pengunjung RS, kita dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Jika Anda merasa sehat, tidak perlu takut dengan infeksi.
- Patuhi peraturan di RS, seperti jam bezuk.
- Usahakan jangan membawa malanan dari luar.
- Cuci tangan dengan sabun atiseptik sebelum dan sesudah memasuki RS dan ruang pasien.
- Kurangi interaksi fisik dengan pasien, bersalaman tangan atau cium pipi.
- Gunakan masker jika Anda badan kurang fit.
Langkah tersebut untuk melindungi Anda dan pasien dari serangan mikroorganisme.
Dan, RS pun harus melakukan usaha preventif dan kuratif pada infeksi di RS. Upaya yang ditempuh RS yaitu:
- Pembersihan secara rutin. Agar dinding, lantai, tempat tidur, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis bersih dan steril dari debu, kotoran, kuman dan lainnya.
- Pengaturan siklus udara yang baik di setiap fasilitas kesehatan. Pasalnya, kamar dengan perlakuan seperti itu lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan penyakit infeksi.
- RS harus membangun sistem penyediaan air bersih yang dapat meminimalisasi kemungkinan terkontaminasi bakteri patogen.
- Menyediakan selalu sarana mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik, serta tisu sekali pakai guna mengeringkan tangan.
Jika salah satu tidak terpenuhi, sebagai pasien atau pengunjung, Anda dapat memertanyakan hal tersebut. Setidaknya, Anda mengetahui alasannya.
Editor : Boyozamy
Sumber : Tribunnews
Belum ada komentar