Headlines News :
Home » , » Pesta Hot Di Acara Pembubaran Timses Salah Satu Calon Walikota Banda Aceh 2012-2017

Pesta Hot Di Acara Pembubaran Timses Salah Satu Calon Walikota Banda Aceh 2012-2017

Written By News and Fun on Sunday, 22 April 2012 | 02:58

Pesta Hot Di Acara Pembubaran Timses Salah Satu Calon Walikota Banda Aceh 2012-2017



Ratusan anak muda, laki dan perempuan memeriahkan acara pembubaran Tim Sukses (Timses) Calon Walikota Banda Aceh T. Irwan Djohan dan Tgk Alamsyah SH. Acara berlangsun hingga larut malam. Tepat jam 00.00 WIB, para tamu pun pulang.
Pukul 21.30 WIB, Sabtu (21/4) malam, The Globe Journal yang mendapat undangan tiba ditempat acara. Semua orang berkumpul dalam acara “Disco Party” dilokasi bekas restoran dan karaoke, Braden, terletak sebelum Gampang Lamlhom, Kabupaten Aceh Besar. Sekitar 5 kilometer dari Kota Banda Aceh.
Tak ada lampu yang tampak terang di lokasi itu. Hanya puluhan mobil berderet terparkir dipinggir jalan depan Braden. “Pasti ini tempatnya,” tersirat dalam hati. Langsung saja petugas penjaga menyuruh masuk dan mengambil posisi parkir. Wah, begitu turun dari mobil, langsung tampak sepasang pemuda sedang berciuman dalam mobil. Alah mak...
Tak peduli, The Globe Journal langsung mencoba masuk kedalam, dalam remang-remang, sontak lagi melihat dua orang perempuan dengan satu orang laki-laki sedang berpelukan mesra. Didepannya juga ada kelompok anak-anak muda yang sedang bercengkrama.
Masuk lagi kedalam, terdengar lagu-lagu nostalgia, Chrisye hingga Ayu Ting-ting terdengar keras. Kedap-kedip lampu bak diskotik mewarnai ruangan dan tubuh tamu pembubaran Timses Calon Walikota Banda Aceh ini.
Pojok kanan, sate bakar yang dibawa dari Neusu, Banda Aceh menunggu santapan bersama ikan bakar. Disebelah kiri, kopi dan kue-kue sajian khas berselera nusantra. Ratusan anak-anak muda dari berbagai komunitas ikut memenuhi ruangan, berdisko.
Perempuan-perempuan bercelana jeans ketat tanpa jilbab tampak ada di berbagai sudut ruangan, memeriahkan disko party Negeri Syariat Islam ini. Tapi ada juga perempuan berbusana muslim hadir dalam acara tersebut hingga tengah malam. Asap rokok menggumpal dari mulut mereka memenuhi paru-paru manusia.
Sekira pukul 22.00 WIB, lagu disco makin menghentak, menggoyang Braden. Hingar-bingar lagu house music membuat petugas SPBU yang ada didepan Braden ikut tergerak “disco party”.
Bak discotik, kedap-kedip, warna-warni lampu dengan music full bass membuat kepala bergoyang, pinggul bergoyang, berputar, tak kalah lagak anak muda Banda Aceh dengan anak kota lainnya.
Sebut saja Intan, dihampiri dalam gemerlapnya lokasi itu. “Kenapa tidak ikut disco dek?" kata The Globe Journal. “Belum on (fly) bang, seperti kakak-kakak itu,” kata Intan sembari mengakui kakak-kakak itu sudah minum duluan.
“Tinggal dimana dek?” tanya The Globe Journal lagi. “Kost di Darussalam bang, kami biasanya mangkal di Grand Nanggroe dan Hermes,” kata Intan (nama samaran-red) bertubuh mungil dan berpenampilan seksi. Ia mengaku diminta datang oleh panitia untuk meramaikan acara tersebut. Apalagi sang pacar juga menjadi anggota Timses Calon Walikota Banda Aceh ini.

House Music semakin membakar. Puluhan anak-anak muda bergoyang dan berteriak “Ya,ya,ya, jangan pulang, jangan pulang.” Muda-mudi terlihat kencang bergoyang. Sosok sang Calon Walikota Banda Aceh Irwan Djohan juga tampak dipojok dalam gemerlapnya malam.
Pukul 00.00 WIB, house music tiba-tiba dimatikan, lampu bersinar terang. Perempuan-perempuan seksi itu menghilang, kabur diamankan ke dalam mobil-mobil. Terdengar ocehan MC sambil mengucapkan terima kasih, sekaligus terkesan "mengusir" perempuan-perempuan seksi itu ke Grand Nanggroe dan Hermes.
Sang calon Walikota Banda Aceh yang naik dari jalur 'KTP masyarakat' itu melakukan foto bareng dengan anak-anak komunitas motor. The Globe Journal juga ikut menyapa terima kasih atas undangan dan jamuan sate, ikan bakar plus kopi dan kue. Semoga berjumpa lagi bang ...dalam pencalonan lain mungkin.
Share this post :

+ komentar + 16 komentar

22 April 2012 at 10:37

bajingan kau johan

Rambo berSyariat
22 April 2012 at 18:40

Rambo jadi Syariat islam:
nyan laen peugah laen peubut, nyan cocok ta ucap pukoe murah meriah, rupajieh secara tdk langsung pembubaran timses pajoeh pukoe, syukur alhamdulillah hana tupileh, meunyoe teupileh ancoe banda acehnyoe..., nauzubillah....

23 April 2012 at 00:56

memang bajingan si djohan

Dardi
23 April 2012 at 09:20

Hapus aja beritanya, wartawannya nggak jelas ni. beritanya penuh bumbu untuk mengangkat nama media The Global Jurnal. untuk pemilik blog ini sebaiknya di cek dulu berita dan fakta baru informasinya di posting.

Kami Berencana Mensomasi media yang telah memberitakan acara tersebut diatas karna ini adalah pencemaran nama baik.

Teuku Irwan Djohan
23 April 2012 at 15:13

Sebagai pembaca media yang cerdas, kita seharusnya paham bahwa sebuah berita seharusnya memuat konfirmasi dari orang yg diberitakan.

Tetapi dalam berita ini tidak sedikitpun ditulis tanggapan atau pernyataan dari saya... Kenapa?

Karena wartawan yg menulis berita ini hanya datang (itupun karena diundang oleh panitia), lalu melihat situasi, memotret-motret, lalu menduga-duga sendiri, dan tanpa tanya apa-apa pada saya, ia pulang untuk menulis berita ini.

Ini sangat aneh... Apakah cara penulisan berita seperti ini yang dimaksud dengan kebebasan pers?

Teuku Irwan Djohan
23 April 2012 at 15:14

Ada fakta-fakta yg saya yakin sama sekali tidak diketahui oleh wartawan theglobejournal.com yg meliput berita acara saya malam Minggu yg lalu:

- Saya yakin wartawan itu tidak tahu bahwa banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yg membawa anak-anak kecil ke acara tersebut.

- Wartawan itu juga pasti tidak tau bahwa bangunan bekas Restoran Braden itu adalah milik keluarga saya sendiri. Jadi bisa dikatakan saya membuat acara di "rumah" sendiri.

- Wartawan itu juga pasti tidak tau bahwa istri saya, dan keluarga saya yg lain juga ada di tempat itu.

- Wartawan itu juga tidak tau bahwa acara tersebut juga merayakan ulang tahun dari beberapa orang, dan juga ulang tahun dari kelompok suporter Persiraja (SKULL), dimana saya menjadi pembina.

- Wartawan itu juga pasti tidak tahu bahwa ada Bapak Kapolres, Kapolsek dan Keuchik, serta pemuda setempat yg hadir di acara tersebut sampai acara selesai. Bahkan anak muda setempat ada di lokasi sampai jam 04.00 pagi karena ikut nonton sepakbola bersama saya dan panitia acara.

Banyak foto anak-anak kecil (usia taman kanak-kanak) yg juga ikut berjoget dalam acara itu.... Lagipula acara joget-joget itu juga cuma berlangsung 30-an menit.... Saya sendiri juga ikut joget dengan teman-teman dan ponakan-ponakan saya.

Kemnapa si wartawan cuma menampilkan foto-foto remaja yang sedang berjoget, tapi kenapa foto anak-anak kecil yang juga joget-joget sambil memegang balon tidak ditampilkan? Apakah karena tidak sensasional?

Teuku Irwan Djohan
23 April 2012 at 15:15

Soal foto, saya tidak membantah foto-foto yg dimuat di berita ini... Memang banyak anak muda yg berjoget... Apalagi saat dinyanyikan lagu "Sik Asik" Ayu Ting Ting... Yang menyanyikan lagu itu juga keponakan saya sendiri...... Dan yang berjoget rata-rata anak-anak muda yang saya kenal... Ada yg dari komunitas Suporter Persiraja (SKULL), ada yang dari komunitas pencinta alam, ada juga yg keponakan-keponakan saya sendiri... Saya pun ikut berjoget dengan mereka... Di stadion pun saya sebagai pembina SKULL, sering berjoget dgn mereka kalau Persiraja cetak gol.

Teuku Irwan Djohan
23 April 2012 at 15:17

Silakan dibaca komentar saya yang sudah saya post-kan di situs The Globe Journal:

Terimakasih Sdr. FIRMAN atas kesediaannya memenuhi UNDANGAN kami… Dan terimakasih juga atas dimuatnya berita ini.

Namun perlu Sdr. Firman ketahui, bahwa bukan cuma nama baik dan kredibilitas saya saja yang akan "rusak" dengan dimuatnya berita yang "aneh" seperti ini, namun kredibilitas Sdr. Firman dan media theglobejournal.com sendiri juga akan menjadi rusak dengan berita yang telah "dibumbui" seperti ini.

Selama ini saya adalah pembaca setia situs The Globe Journal, dan selama ini saya beranggapan bahwa berita-berita yang dimuat oleh The Globe Journal adalah berita-berita yang layak untuk dipercaya dan sesuai dengan fakta yang ada. Tapi mulai saat ini saya sadar, bahwa ternyata tidak demikian.

Sejak dimuatnya berita yang sarat dengan rekayasa ini, maka kepercayaan saya terhadap kredibilitas The Globe Journal telah hilang. Kini saya berkesimpulan bahwa semua berita yang dimuat oleh The Globe Journal (terutama berita-berita yang ditulis Sdr. Firman) adalah berita yang telah direkayasa, yang telah diberikan "bumbu penyedap rasa" di sana-sini, yang tidak sesuai dengan fakta. Saya jadi yakin, bahwa berita-berita yang dimuat oleh The Globe Journal hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah pembaca, meningkatkan jumlah orang yang mengakses, dengan cara menambahkan imajinasi-imajinasi atau khayalan-khayalan sang penulis sehingga berita yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa.

Jadi, apa yang selama ini sering saya dengar dikatakan orang bahwa, "Jangan mudah percaya dengan berita yang ditulis oleh media", menjadi sebuah kenyataan.

Saya sendiri bukan orang yang asing dengan dunia media, karena saya juga pernah memiliki media sendiri, yaitu Tabloid Mingguan Aceh Kronika. Jadi saya tahu betul bagaimana proses sebuah berita, mulai dari rapat redaksi hingga peliputan di lapangan, sampai akhirnya dimuat untuk dibaca oleh publik. Selain itu, saya juga tahu persis soal kualitas dan integritas wartawan di Aceh.

Kembali ke soal berita ini, saya ingin katakan bahwa wartawan yang menulis berita ini, sama sekali tidak melakukan konfirmasi sedikitpun dengan saya selaku pemilik acara terhadap isu-isu menjurus fitnah yang dituliskannya dalam berita ini.

Memang Sdr. Firman ada berbicara dengan saya di akhir acara sebelum ia pamit pulang. Tapi ia cuma bertanya tentang tema acara. Tak sedikitpun ia bertanya pada saya tentang apa-apa yang ditulisnya dalam berita ini. Mengapa ia tidak bertanya? Mengapa ia tidak melakukan itu?

Dalam prinsip jurnalistik, kita mengenal istilah CHECK AND RE-CHECK THE FACTS, istilah CROSS-CHECK, selain itu kita juga mengenal istilah COVER BOTH SIDE. Tapi tak satupun prinsip jurnalistik tersebut yang dilakukan oleh sang wartawan (Sdr. Firman) kepada saya, atau kepada panitia acara yang lainnya sebelum meluncurkan berita yang sarat rekayasa ini. Padahal jelas-jelas saya bertemu langsung dengan Sdr. Firman di tempat acara berlangsung.

Dan saya yakin, akibat adanya berita yang sarat rekayasa ini, maka bukan cuma saya yang jadi kehilangan kepercayaan terhadap kredibilitas The Globe Journal. Tetapi juga ratusan tamu lainnya yang juga hadir di acara tersebut. Ada orang tua, anak-anak, orang muda, baik pria maupun wanita yang hadir sampai acara selesai, dan pastinya mereka akan terkejut membaca pemberitaan yang tidak sesuai kenyataan ini. Mereka telah melihat dan merasakan sendiri jalannya acara itu. Dan pastinya mereka tidak menyangka bahwa isi beritanya akan sangat berlebihan atau dipenuhi hiperbola seperti ini. Berita ini tidak 100% sesuai dengan fakta yang ada.

Teuku Irwan Djohan
23 April 2012 at 15:18

agi saya berita ini adalah berita murahan, yang dibuat tanpa melalui kaedah-kaedah jurnalistik yang memadai. Maka wajar bila saya jadi mempertanyakan sejauhmana sebetulnya wawasan dan ilmu jurnalistik Sdr. Firman. Berita seperti ini biasanya cuma dimuat oleh media-media murahan, seperti yang dikenal dengan istilah "koran kuning" di media cetak. Media-media seperti ini hanya menampilkan berita yang sekadar bombastis, sensasional, heboh, yang bertujuan untuk mengejar oplah dengan mengabaikan fakta. Salah satu contohnya adalah koran "Lampu Merah" atau "Lampu Hijau" di Jakarta.

Sdr. Firman (wartawan yang menulis berita ini) telah mencampur adukkan antara fakta yang ada dengan imajinasinya sendiri. Sdr. Firman telah melakukan reka-reka atau dugaan-dugaan sendiri berdasarkan khayalannya pribadi terhadap apa yang dilihatnya. Dan yang sangat saya sayangkan, sebelum ia menuliskan imajinasinya itu menjadi sebuah berita, ia tidak melakukan konfirmasi apapun kepada saya atau panitia yang lain. Bahkan sampai tema acara yang menurut Sdr. Firman sebagai "Pembubaran Timses Irwan Djohan - Tgk. Alamsah" itu adalah salah besar. Sama sekali tidak ada pembubaran timses di acara tersebut.

Perlu untuk diketahui (mungkin Sdr. Firman sama sekali tidak tahu, karena ia datang terlambat ke acara sehingga tidak mendengarkan pidato pembukaan dari saya), bahwa dalam acara tersebut istri saya juga ikut hadir dari pembukaan acara di jam 20.30 sampai penutupan di jam 24.00 WIB. Istri saya juga ikut tampil ke depan hadirin mendampingi saya. Begitu juga semua keponakan saya, mulai dari yang masih sekolah di Taman Kanak-kanak, SD, SMP, SMA, sampai yang mahasiswi. Begitu juga seluruh keluarga saya (adik, adik ipar, kakak ipar, paman, dll.) juga ikut hadir sampai acara berakhir di jam 24.00 WIB. Bahkan wanita yang tampil menyanyikan lagu-lagu Ayu Ting Ting dan kemudian ikut berjoget bersama-sama itu juga keponakan saya (wanita ini menurut imajinasi Sdr. Firman sedang on / fly akibat minuman)… Heh, sungguh mengada-ada… Saya juga mengenal baik hampir semua tamu (baik tua, muda, pria, dan wanita) yang hadir di acara tersebut, dan umumnya adalah keluarga saya, teman-teman mahasiswa, teman-teman Facebook, dll.

Acara yang menurut wartawan The Globe Journal ini diberi judul sebagai "PESTA HOT" itu, juga kami buat terbuka untuk umum. Siapa saja boleh hadir, tanpa kecuali. Bahkan Bapak Keuchik dan puluhan anak muda kampung setempat juga hadir dan menyaksikan semua yang terjadi. Tidak ada minuman beralkohol di tempat acara. Tidak ada obat-obatan terlarang yang bisa membuat orang menjadi on (fly). Tidak ada wanita-wanita panggilan yang sengaja didatangkan dari Hotel Hermes atau Grand Nanggroe. Tidak ada wanita-wanita yang dilarikan (diamankan) ke mobil begitu acara selesai… Sdr.Firman tahu darimana? Apakah melihat sendiri ada wanita yang dilarikan ke mobil?

Sampai dengan acara berakhir, sebagian besar wanita yang hadir tetap berada di tempat, termasuk keponakan, kakak ipar, dan sebagainya. Dan para tamu pamit pulang pada saya dan istri saya dengan baik-baik. Anak-anak muda kampung setempat bahkan tetap bersama-sama dengan kami di lokasi acara sampai menjelang subuh (pukul 04.00) untuk menonton siaran langsung sepakbola Barcelona vs Real Madrid.

Jadi apakah masuk akal, apabila kami memang ingin membuat pesta yang aneh-aneh, lalu kami sengaja mengundang masyarakat umum, kepala kampung, pemuda setempat, serta mengundang wartawan?

Teuku Irwan Djohan
23 April 2012 at 15:21

Sdr. Firman datang ke tempat acara karena kami undang (hal itu jelas tertulis di dalam berita). Jadi Sdr. Firman datang bukan dengan cara sembunyi-sembunyi untuk mengintip acara apa yang sedang berlangsung. Bila kami memang berniat untuk membuat acara yang aneh-aneh, acara yang tidak pantas, atau yang melanggar syariat Islam, tentunya acara tersebut akan kami buat secara tertutup (private), dan tidak mengizinkan siapa saja ikut masuk, dan tentu saja kami tidak akan mengundang wartawan.

Kenapa acara dibuat untuk umum? Kenapa mengundang wartawan? Kenapa semua anggota keluarga saya ikut hadir, dari anak kecil hingga orangtua? Karena memang acara yang kami selenggarakan adalah acara yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang kami rasa perlu untuk kami sembunyikan.

Acara hiburan hanya menampilkan musik keyboard (seperti yang biasa kita lihat di pesta perkawinan), juga ditambah dengan musik dari seorang Disc Jockey (DJ) seperti yang sering ditampilkan di cafe-cafe, di Taman Sari atau di Taman Budaya. Soal ada anak-anak muda yang berjoget, itu pun biasa kita lihat di pesta perkawinan atau acara-acara kampanye pilkada kemarin.

Adalah sebuah fakta bahwa kami membuat acara yang terbuka untuk umum. Di akun Facebook saya juga sudah beberapa kali saya umumkan bahwa acara ini boleh dihadiri oleh siapapun. Begitu juga lewat akun twitter saya. Dan kenyataannya kami juga mengundang wartawan. Bukan cuma wartawan THEGLOBEJOURNAL.COM yang kami undang, tapi juga wartawan ATJEHLINK.COM dan wartawan ACEHCORNER.COM. Dan semua wartawan yang kami undang itu menghadiri acara tersebut.

Saya tidak tahu persis apa alasan Sdr. Firman atau The Globe Journal menampilkan berita yang sarat rekayasa seperti ini. Saya tidak tahu wanita mana yang dimaksud berasal dari Hotel Hermes atau Grand Nanggroe. Saya bersedia untuk dipertemukan dengan dia jika memang ada. Dan jika memang Sdr. Firman mewawancarai wanita-wanita yang mengaku biasa mangkal di Hotel Hermes atau Grand Nanggroe, silakan tuliskan saja nama aslinya, tidak perlu nama samaran.

Akhirnya… Saya menduga, berita ini sengaja dibuat untuk menjatuhkan citra atau nama baik saya. Mungkin sebagai "pembalasan" untuk saya karena adanya kekecewaan dari Sdr. Firman atau manajemen The Globe Journal atas penolakan saya terhadap beberapa kali tawaran iklan di The Globe Journal semasa proses pilkada yang lalu.

The Globe Journal beberapa kali menawarkan iklan kepada saya, baik langsung lewat saya atau lewat tim sukses saya, namun kami sering tidak menanggapi tawaran tersebut karena tarif iklan yang terlampau mahal dan tarifnya terus meningkat menjelang pilkada. Saya kira inilah yang melatar belakangi munculnya berita yang dipenuhi oleh imajinasi "aneh" sang wartawan, sehingga tega dan nekat memuat sebuah berita tanpa mau melakukan konfirmasi atau cek dan ricek terlebih dahulu kepada saya atau panitia acara.

Teuku Irwan Djohan
23 April 2012 at 15:22

Dan bagi yg masih meragukan klarifikasi dari saya ini, saya persilakan dengan senang hati untuk datang langsung ke lokasi acara, dan silakan tanyakan langsung pada pemuda setempat atau Bapak Keuchik gampong setempat (gampong Lamlhom), juga Bapak Kapolsek Peukan Bada, untuk mendapatkan jawaban bagaimana sebetulnya acara yg saya selenggarakan itu, karena Bapak Keuchik, Bapak Kapolsek, bahkan Kapolres Aceh Besar serta para pemuda setempat juga ikut hadir langsung dalam acara tersebut.

Anto
24 April 2012 at 04:42

Remaja joget koq dibiarkan?? ada ada saja dirimu,koq terpilih biang diskotik lah aceh ni emang STMJ jg,. haha

irwan asu
24 April 2012 at 09:11

peu kaprak gam

TIMNAS IAIN AR-RANIRY
1 May 2012 at 10:21

Dulu aku kira SKULL tu anak baek2, bsa jdi contoh buat yg laen,.
Waktu anak2 paraguay pulang, ntah apa2 yg kalian bilang,
Tapi skarang,
aku gak nyangka klo kek gini rupanya tingkah anak SKULL,
mantap2..

SKULL PUKIMAK

rahmah
2 May 2012 at 03:49

peu peuget nyan....
otak ga ada...

SKULL PUKIMAK

6 October 2015 at 06:02

TIMSES lawan semua sepertinya yang memberikan komentar.

Post a Comment
 
Design By : Nanggroe WEBdev Powered By e-berita.net