Siapa Zakaria Saman?
DILAHIRKAN di Keumala
Dalam, Kabupaten Pidie, 1 Januari 1946, Zakaria Saman menghabiskan
sebagian hidupnya di luar negeri. Ketika dikejar-kejar aparat keamanan
Indonesia Zakaria melarikan diri ke Swedia bersama Zaini Abdullah.
“Saya pertama ke luar negeri pada Maret 1978,” kata Zakaria Saman kepada
Serambi, Rabu (21/3) malam.
Melalui Malaysia, Zakaria bersembunyi di Swedia hingga menjadi warga negara tersebut. Hasan Tiro kemudian menunjuknya menjadi menteri pertahanan GAM. Namanya kala itu kerap disebut-sebut aparat keamanan, karena dituduh terlibat memasok senjata api ke Aceh. Dia mengaku masuk anggota ‘Grup 42", yakni kombatan GAM yang mendapat pelatihan militer pertama sekali di Swedia, tahun 1985. “Saya satu angkatan dengan Muzakir Manaf,” katanya.
Pada tahun 2000-an, nama Zakaria Saman sempat menghiasai media internasional. Dia disebut-sebut ikut memasok senjata dari Thailand ke Aceh. Namun, saat ditanya Serambi apakah dirinya pernah ke Thailand semasa konflik untuk mendapatkan senjata api, Zakaria hanya tertawa. “Mana ada senjata AK di Thailand. Itu daerah wisata...ha.. ha .ha,” kata pria ini. Zakaria mengaku kerap keluar-masuk Thailand, karena negeri Gajah Putih ini dekat dengan Aceh. “Ini memudahkan saya untuk keluar-masuk Aceh,” kata dia membuka rahasia.
Zakaria mengaku terakhir masuk Aceh pada 2003. Kala itu pertemuan ‘Kesepakatan untuk Penghentian Permusuhan’ antara Pemerintah RI dengan GAM di Tokyo gagal mencapai kesepakatan. Kegagalan pertemuan yang difasilitasi The Henry Dunant Center dan negara-negara donor (Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, dan Bank Dunia) itu akhirnya berbuah darurat militer di Aceh. “Saya berada di hutan Aceh kembali setelah darurat militer diberlakukan selama 15 hari. Saat gempa dan tsunami saya berada di gunung,” kata Zakaria.
Di Partai Aceh, perannya juga tergolong besar. Bersama dengan Zaini Abdullah dan Malik Mahmud, Zakaria menduduki posisi Tuha Peuet, yang punya wewenang memutih-hitamkan partai.
Kini, nama Zakaria kembali disebut-sebut setelah rumahnya di Keumala Dalam nyaris dilalap api. “Alhamdulillah, banyak warga yang menolong, sehingga api tak sampai merambat ke rumah saya,” demikian Zakaria.
Sumber : Acehtribunnews.com