BANDA ACEH | –Jadwal kompetisi Indonesian Premier
League yang sudah sangat dekat menimbulkan kekhawatiran di benak para
pecinta Persiraja termasuk SKULL (Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju),
komunitas suporter pendukung Persiraja yang selama ini setia mendukung
Persiraja. Kekhawatiran tersebut timbul karena sampai hari ini belum ada
tanda-tanda pembentukan tim jelang kompetisi bahkan susunan pengurus
dan tim pelatih pun masih belum ada kejelasan.
Hal demikian mengundang pertanyaan bagi para anggota suporter mempertanyakan, “dimana Persiraja dan apa kabarnya?”
“Hampir setiap hari ada sms dan telepon yang masuk untuk mempertanyakan nasib Persiraja baik dari para anggota SKULL ataupun dari pecinta Persiraja lainnya,” ujar Ketua SKULL, Teuku Iqbal Djohan dalam rilisnya, Ahad (13/1) malam.
SKULL mewakili para pecinta Persiraja lainnya mempunyai segudang pertanyaan soal nasib Persiraja ke depan, apakah siap untuk berkompetisi? Apakah masih di bawah kendali konsorsium? Siapa pelatih dan pemainnya? Dan lain-lain karena sampai hari ini tidak ada berita sedikitpun soal persiapan Persiraja. SKULL meminta pengurus terbuka dan memberikan informasi ke masyarakat soal kondisi Persiraja terkini.
“Kendala-kendala yang menghambat pembentukan tim seharusnya diinformasikan ke umum. Mungkin ada pihak yang bisa membantu, terutama soal pendanaan karena itu selalu menjadi masalah besar bagi hampir seluruh klub di Indonesia,” kata dia.
Menurutnya, SKULL sangat memahami banyaknya kendala yang harus dihadapi para pengurus, apalagi saat ini terjadi dualisme di PSSI. “Mungkin IPLnya sendiri belum jelas dan beritanya masih simpang siur. Ketidakpastian kompetisi ini tentu membuat pengurus kebingungan membentuk tim, kami memaklumi. SKULL mempertanyakan ini bukan untuk menghakimi para pengurus tapi untuk menggugah pihak-pihak terkait untuk sama-sama membantu Persiraja,” sebut Iqbal.
SKULL berharap ke depannya semua pihak ikut membantu memikirkan pembentukan tim Persiraja dan pengurus juga terbuka mengajak semua pihak untuk sama-sama mencari solusi dari semua kendala yang menghambat. Sangat disayangkan jika nama besar Persiraja harus tinggal sejarah dan banyak sekali bibit-bibit pesepakbola Aceh yang kehilangan tempat berkarir jika klub sepakbola di Aceh harus hilang satu demi satu.
“Kami harap ada solusi jangka panjang untuk persiraja terutama soal pendanaan, jangan lagi solusi untuk satu musim saja dan di akhir kompetisi klub berhutang gaji pada pemain. Ironis dan memalukan sekali kalau setiap pembentukan Persiraja harus didesak-desak oleh para pendukungnya, sudah 5 tahun terakhir selalu begini,” pungkas Iqbal Djohan.
ACEHKITA
“Hampir setiap hari ada sms dan telepon yang masuk untuk mempertanyakan nasib Persiraja baik dari para anggota SKULL ataupun dari pecinta Persiraja lainnya,” ujar Ketua SKULL, Teuku Iqbal Djohan dalam rilisnya, Ahad (13/1) malam.
SKULL mewakili para pecinta Persiraja lainnya mempunyai segudang pertanyaan soal nasib Persiraja ke depan, apakah siap untuk berkompetisi? Apakah masih di bawah kendali konsorsium? Siapa pelatih dan pemainnya? Dan lain-lain karena sampai hari ini tidak ada berita sedikitpun soal persiapan Persiraja. SKULL meminta pengurus terbuka dan memberikan informasi ke masyarakat soal kondisi Persiraja terkini.
“Kendala-kendala yang menghambat pembentukan tim seharusnya diinformasikan ke umum. Mungkin ada pihak yang bisa membantu, terutama soal pendanaan karena itu selalu menjadi masalah besar bagi hampir seluruh klub di Indonesia,” kata dia.
Menurutnya, SKULL sangat memahami banyaknya kendala yang harus dihadapi para pengurus, apalagi saat ini terjadi dualisme di PSSI. “Mungkin IPLnya sendiri belum jelas dan beritanya masih simpang siur. Ketidakpastian kompetisi ini tentu membuat pengurus kebingungan membentuk tim, kami memaklumi. SKULL mempertanyakan ini bukan untuk menghakimi para pengurus tapi untuk menggugah pihak-pihak terkait untuk sama-sama membantu Persiraja,” sebut Iqbal.
SKULL berharap ke depannya semua pihak ikut membantu memikirkan pembentukan tim Persiraja dan pengurus juga terbuka mengajak semua pihak untuk sama-sama mencari solusi dari semua kendala yang menghambat. Sangat disayangkan jika nama besar Persiraja harus tinggal sejarah dan banyak sekali bibit-bibit pesepakbola Aceh yang kehilangan tempat berkarir jika klub sepakbola di Aceh harus hilang satu demi satu.
“Kami harap ada solusi jangka panjang untuk persiraja terutama soal pendanaan, jangan lagi solusi untuk satu musim saja dan di akhir kompetisi klub berhutang gaji pada pemain. Ironis dan memalukan sekali kalau setiap pembentukan Persiraja harus didesak-desak oleh para pendukungnya, sudah 5 tahun terakhir selalu begini,” pungkas Iqbal Djohan.
ACEHKITA