Headlines News :
Home » » Pemerintah Aceh Tidak Bantu Makam Syiah Kuala

Pemerintah Aceh Tidak Bantu Makam Syiah Kuala

Written By News and Fun on Thursday 26 April 2012 | 17:31

Banda Aceh-Makam Tgk. H.Syeh Abdurrauf ben Ali Al Fansuri As Singkili yang terletak di pinggir Pantai Syiah Kuala terkesan kurang terurus dan tidak adanya perawatan yang baik serta tidak termanajemen yang rapi. Padahal makan seorang Ulama karismatik yang sangat dikenal sampai kemanca negara ini merupakan tokoh penting dalam peradaban Islam di Aceh. Generasi penerus sudah sepatutnya mengetahui secara mendetail sejarah. Jangan sampai rakyat Aceh harus belajar sejarah sendiri keluar negeri, padahal itu semua milik rakyat Aceh.
Banyak pemikiannya dipakai sebagai bahan referensi dalam mempelajari Agama Islam. Baik di dayah-dayah tradisional maupun pesantren modern yang ada di Aceh maupun luar Aceh. Demikian juga Universitas yang mempelajari Agama Islam juga ikut mempelajari ilmu-ilmu peninggalannya.
Hal ini dibuktikan dengan setiap minggunya makam Syiah Kuala sebutan yang fameliar ditengah-tengah masyarakat kedatangan tamu dari luar Negeri untuk sekedar berziarah dan menglihat secara langsung situs sejarah Ulama yang sangat memberikan kontribusi pada perkembangan Agama Islam.
Penziarah dari negeri jiran Malaysia silih berganti mengunjungi makam Syiah Kuala hanya sekedar menglihat bukti peradaban Islam tempo dulu. Lebih dari 20 wisatawan Malaysia yang berziarah kemakam Syiah Kuala setiap minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa makam ini bukan hanya dikenal dalam negeri, namun juga dikenal sampai keluar negeri. Ini sebenarnya menjadi aset besar Pemerintah untuk dikelola dengan baik, guna dijadikan tempat wisata Islami.
"Pengunjung bukan hanya dari dalam Negeri, tetapi dari luar negeri juga ada. Setiap minggu ada 20 orang lebih tamu yang datang dari Malaysia", ujar Abdul Wahid Penjaga Makam Syeh Abdurrauf Jumat (20/4) pukul 16.30 di makam Syiah Kuala.
Penziarah ada yang sekedar menglihat-lihat dan ada juga sengaja datang untuk berziarah. Biasanya warga yang datang berziarah dengan berdoa, berzikir, dan wirid yasin di makam Syiah Kuala. Namun tidak sedikit juga hanya sekedar melihat dari kejauhan tanpa melakukan seperti yang dikerjakan oleh para penziarah. Selain ziarah juga ada hanya sekedar menglepaskan Nazar di  makam tersebut.
"Yang datang kemari itu ada dua macam, ada yang mau berziarah dan ada juga yang hanya sekedar menglihat-lihat saja", jelas penjaga makam ini.
Penziarah yang memakai celana panjang atau ketat dilarang masuk ke perkarangan makam Syiah Kuala. Karena ini makam seorang Aulia dan tidak sebebas ditempat lain. Sehingga pengurus mengambil inisiatif untuk menganjurkan pengunjung memakai pakaian yang Islami, jelasnya lagi.
Kembali ia tegaskan, bagi para pengunjung yang memakai celana atau baju ketat, pengurus menyediakan kain sarung untuk dikenakan selama dalam perkarangan makam ini. Hal ini mengingat pengunjung yang datang dari jauh-jauh dan memakai pakaian yang tidak Islami, maka dengan disediakan kain sarung tersebut, pengunjung bisa menikmati situs sejarah tersebut.
Saat disinggung menyangkut bantuan Pemerintah, pengurus makam ini menjelaskan masih sangat kurang. Bila Pemerintah benar-benar serius memperhatikannya, makam Syiah Kuala tidak seperti sekarang, bahkan bisa jauh lebih bagus. Kendati pun demikian, dari hasil sumbangan pengunjung dan sumbangan beberapa dermawan, maka pembangunan yang sederhana ini telah dibangun. Walaupun masih banyak yang harus dibenah dan juga harus adanya penambahan fasilitas pendukung lainnya, terutama penimbunan untuk menghalangi air laut pasang.
"Pemerintah belum maksimal membantu makam ini, bila maksimal tidak seperti ini makam, jauh lebih baik. Karena makam ulama besar ini masih jauh tertinggal dari tempat-tempat lain", ujar penjaga makam ini yang katanya merupakan turun temurun dalam menjaga makam.
Jelasnya lagi, untuk biaya operasional seperti bayar listrik, honor pekerja kebersihan hanya mengandalkan pada bantuan sumbangan pengunjung dan para demawan lainnya. Jadi tidak ada bantuan dalam bentuk operasional dari Pemerintah selama ini. Oleh sebab itu sangat diharapkan ada bantuan operasional pengelolaan makam Syiah Kuala dari Pemerintah setempat.
Pembangunan makam ini akan terhambat bila tidak ada perhatian khusus untuk dikembangkan menjadi tempat wisata religi. Bila ada sentuhan dari pemerintah, makam ini bisa menjadi Pusat Wisata Religi di Aceh. Oleh karena itu butuh adanya strategi khusus untuk mengembangkan tempat wisata sejarah tersebut. Selain menjadi media pendidikan pada genarasi kedepan bahwa di Aceh memiliki seorang Ulama ynag sangat tersohor sampai kemanca negara dan sekaligus menjadi tempat wisata Islami sesuai dengan slogan Kota Banda Aceh Bandar Wisata Islami
"Bila tidak ada perhatian Pemerintah sulit untuk berkembang", ketusnya lagi.
Jalan keluar dalam pengelolaan makam tersebut, pengurus makam ini meminta diangkat menjadi PNS. Sehingga  pengurus makam ini sudah ada honor, dan tidak selalu mengandalkan dari hasil sumbangan para pengunjung seperti selama ini. Dengan demikian sumbangan pengunjung bisa dialihkan untuk pembangunan fasilitas pendukung lainnya.
"Kami menjadi pengurus gak punya SK, makanya gak ada honor. Jadi besar harapan kami maunya kami di SK kan, atau menjadi PNS lah gitu", ketusnya diakhir perbincangan.
Pemerintah membantah tidak memperhatikan makam Syiah Kuala. Menurut pengakuan dari pihak Pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banda Aceh saat The Globe Journal mengkonfirmasi melalui handphone. Kabid Sejarah dan Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, Yudi membantah bahwa tidak ada perhatian pada makam Syiah Kuala. Menurutnya, ada sejumlah anggaran yang telah dialokasikan tahun lalu melalui program Kementrian ESDM dan APBA. Demikian juga Pemerintah telah melakukan penataan dikawasan makam Syiah Kuala tersebut. 
Dalam hal operasional, Pemerintah telah mengalokasikan dana untuk membayar insentif bulanan kepada petugas yang menjaga makam Syiah Kuala.
"Ada sejumlah bantuan dari kementrian ESDM dan APBA untuk penataan kawasan makam dan juga setiap bulannya ada insentif untuk penjaga makam", tulisnya lewat pesan singkat Jumat (20/4) pukul 17.09 WIB.

(Theglobejournal.com)
Share this post :
 
Design By : Nanggroe WEBdev Powered By e-berita.net