Aku Berperang Maka Aku ada (Vladimir Jabotinsky, Revisionis Zionis)
Tidak ada sejarah yang betul-betul dikuasai Yahudi tanpa melalui
jalur peperangan. Untuk menguasai Palestina, mereka berperang. Untuk
mendapatkan minyak, mereka berperang. Untuk menghancurkan Islam, mereka
pun juga bersusah payang melalui jalan peperangan. Meski harus memakai
tangan orang lain. Tidak terkecuali di Timur Tengah.
Analisa ini lahir dari pakar konspirasi dan akhir zaman kawakan,
Syekh Imron Hossein, dalam sebuah ceramahnya di Lakemba. Beliau
mengatakan bahwa Revolusi Timur Tengah tidak lepas dari skenario panjang
kaum Yahudi. Hasil dari revolusi ini adalah munculnya beberapa
pemerintah yang menyatakan dirinya sebagai “pemerintahan Islam” di Timur
Tengah. Sebuah pemerintahan yang anti Amerika dan juga anti Israel.
“Dan Yahudi akan selalu berdo’a jika itu terjadi,” ujar pakar akhir
zaman ini.
Menariknya Syekh Imron Hosein memprediksi Revolusi Timur Tengah ini
jauh sebelum meletusnya Arab Spring di tahun 2011. Sejak tahun 2003,
Syekh Imron sudah memprediksi akan terjadi kekacauan di Timur Tengah
yang menumbangkan rezim-rezim diktator.
Memang benar adanya, bahwa sejak tahun 2003, diam-diam George Bush
sudah mengumumkan sebuah proyek besar yang akan mengubah peta baru dunia
Timur Tengah. Ia menamakannya Great Middle East. Rencana tersebut
kemudian kian dimatangkan Bush pada tahun 2004 dengan menggelontorkan
uang 80 Juta Dolar yang dialokasikan bagi LSM Pro Demokrasi dan Jaringan
Media di sejumlah negara Arab.
Lantas pertanyaannya adalah mengapa Yahudi justru melakukan
konspirasi untuk menumbuhkan pemerintahan yang anti mereka? Jawabannya
adalah karena dengan bermunculannya pemerintahan muslim di Timur Tengah,
Yahudi memiliki legitimasi untuk memprovokasi warganya untuk bangkit
dan berperang mengalahkan umat muslim. “Jika kita tidak melakukan
sesuatu, kita semua akan disembelih oleh muslim fanatik,” ungkap Syekh
Imron Hosein menirukan seruan para Rabi Yahudi.
Ketika pemerintahan-pemerintahan muslim ini mulai bermunculan, lanjut
Syekh Imron, kita akan menyaksikan berita hangat yang akan disiarkan
berhari-hari terkait serangan 11 september. Televisi-televisi yang sudah
beklerja dalam jaringan Yahudi akan bergerak serempak menampilkan sisi
buruk fundamentalisme Islam. Dalam hal ini kantor berita CNN akan berada
pada garda terdepan. Dan media di seluruh dunia akan dimanfaatkan untuk
mengambarkan skenario yang terjadi seperti efek domino.
Televisi-televisi ini akan menyiarkan bahwa bangkitnya dunia Islam
adalah jalan untuk menyapu habis semua pemerintahan yang ada. Bahwa
berdirinya pemerintahan muslim adalah lonceng berdentang bagi kematian
kaum Yahudi. Dan para Rabbi Yahudi akan membangkitkan semangat
perlawanan bangsanya untuk bangkit dan melawan tumbuhnya hegemoni Islam.
“Kita harus melakukan sesutau jika hanya duduk berdiam diri. Israel
akan dihancurkan dan semua Yahudi akan dipenggal,” kata mereka.
Syekh Imron Hosein menegaskan bahwa ketika hal ini terjadi ini maka
pertunjukkan paling menakjubkan dalam sejarah Yahudi akan segera
dimulai. Sebuah perang yang Paman Sam (AS) sebagai mitra Israel
sendiripun belum pernah menyaksikannya. Karena Israel memiliki senjata
yang tidak dimiliki oleh AS. “Mereka akan mengelaurkan segala senjatanya
agar rakyat dunia tahu bahwa mereka akan menjadi negara adikuasa baru,”
kata Syekh Imron
Maka tepatlah kata Vladimir Jabotinsky (1880-1940), seorang
revisionis Zionis dan pemimpin organisasi teroris Betar sebelum
berdirinya Israel, katanya: “Aku berperang maka aku ada”. Ya sebuah
diktum Corgito Ergo Sum ala Descartes yang dirubah menjadi semangat
perperangan. Dan kebutuhan perang ini tidak saja menjadi semangat
Jabotinsky, karena perintah Taurat yang mendelegasikan bahwa Tanah
Sungai Nil hingga Eufrat adalah hak kaum Yahudi mustahil bisa didapati
jika Yahudi hanya berdiam diri dan melulu mengandalkan ghazwul fikri apalagi rekonsiliasi.
"Saya tidak percaya pada penggunaan cara-cara yang menunjukkan
kelemahan, seperti diplomasi, perundingan, dan sejenisnya," tegas Ariel
Sharon.
Jadi, jika Yahudi sudah menyiapkan segala upayanya untuk menaklukan
umat muslim, sudahkah kita menyiapkan diri menjadi mujahid untuk melawan
mereka? Inilah akhir zaman