Menlu RI: “Israel Semakin Semena-mena!”
Written By News and Fun on Thursday, 9 August 2012 | 15:38
JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Marty M. Natalegawa menegaskan ditolaknya dirinya oleh Israel untuk memasuki kawasan Ramallah, Palestina semakin menegaskan siapa sesungguhnya Israel. Marty bahkan menyebut Israel sebagai negara atau entitas yang sebenarnya tidak berani menghadapi suatu kenyataan.
"Israel kembali menunjukkan occupation (pendudukan) terhadap Palestina. Karena ketika Palestina bermaksud untuk bisa berinteraksi dengan masyarakat internasional dalam kaitan ini adalah dengan GNB, Israel justru mempersulit interaksi tersebut," tegas Marty usai menghadiri upacara HUT ASEAN di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta (8/8/2012).
Menurut Marty, adanya penolakan tersebut justru menciptakan momentum baru bagi upaya mendorong agar adanya peningkatan status Palestina di PBB. "Karena penolakan tersebut semakin jelas menunjukkan betapa sikap Israel semakin semena-mena," ungkap Marty.
Ketika disinggung terkait dengan bantuan Indonesia untuk Palestina, Menlu menambahkan, selama ini Indonesia terus mengupayakan pemberian bantuan bagi Palestina.
"Selama bertahun-tahun kita sudah memberikan bantuan berupa capacity building (peningkatan kapasitas) bagi Palestina di berbagai bidang. Komitmen kita adalah untuk bisa melatih kurang lebih 1000 orang Palestina pada 2013 mendatang (saat ini sendiri sudah 400 yang diberi pelatihan)," tegas Marty.
"Bantuan dari segi capacity building ini terus berjalan. Bantuan tunai juga selama ini sudah dikucurkan terkait dengan pendirian sebuah rumah sakit," ujar Menlu RI.
Namun ditegaskan Marty, bantuan utama bagi Palestina adalah capacity building. "Hal ini penting untuk menciptakan kapasitas bagi Negara Palestina yang merdeka," ungkapnya.
Seperti diketahui sebelumnya Marty serta tiga menlu lainnya ditolak masuk ke wilayah Ramallah, Palestina oleh Israel. Para menlu ini bertolak ke Palestina untuk menghadiri Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menteri Luar Negeri Gerakan Non-Blok mengenai Palestina (Extraordinary Ministerial Meeting of the Non-Aligned Movement Committee on Palestine). Akibat penolakan tersebut, pertemuan itu pun dibatalkan
Label:
berita