WASHINGTON - Pemerintah Amerika
Serikat (AS) membayar seorang teroris dengan uang USD100 atau sekira
Rp918 ribu (Rp9.180 per dolar) tiap bulannya. Uang itu dibayarkan agar
tersangka teroris tersebut bersedia untuk bersaksi melawan rekan sesama
teroris lain.
Zarein Ahmedzy tahun lalu
mengaku bersalah atas keterlibatannya dalam plot bom bunuh diri yang
ditargetkan pada jaringan transportasi bawah tanah di New York. Plot
tersebut mengingatkan kembali kepada serangan 7 Juli 2007 yang melanda
jaringan kereta bawah tanah di London. Demikian diberitakan Telegraph,
Selasa (17/4/2012).
Senin 16 April kemarin, Ahmedzay
memberikan bukti yang melawan sesama rekannya, Adis Medunjanin.
Ahmedzay pun mengaku selama beberapa tahun terakhir terus mendapatkan
bayaran Rp918 ribu per bulan, selama berada di dalam penjara. Ahmedzay
termasuk dalam beberapa teroris yang bersaksi melawan Medunjanin.
Sebelumnya teroris Inggris
Saajid Muhammad Badat juga melakukan perjanjian dengan pihak Pengadilan
Inggris (CPS), agar diberikan pengurangan hukuman selama dua tahun bila
dirinya bersaksi melawan teroris lainnya. Salah satu teroris yang
dilawannya dalam kesaksian termasuk diantaranya Medunjanin.
Sementara Ahmedzay yang saat ini
ditahan di Brooklyn, New York, memberikan kesaksian dengan harapan
dapat menghapus masa tahanannya dengan ganti bekerja sama dengan
penyelidik.
Pihak pengadilan mengetahui
bahwa Pemerintah AS sudah menentukan, siapa yang akan memberikan vonis
kepada Ahmedzay bila dirinya memang bekerja sama penuh terhadap
Medunjanin.
Ahmedzay juga mengklaim bahwa
dirinya tidak akan dimasukan ke penjara dengan penjagaan maksimum jika
bersedia memberikan keterangan.
Bayaran Rp918 ribu per bulan itu
ternyata sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Namun Ahmedzay tidak
menghitung berapa total yang diterimanya selama satu tahun. Tetapi
diperkirakan dirinya mendapat uang sebesar USD2.000 atau sekira Rp18,3
juta, untuk jatahnya selama lebih dari satu tahun.
Ahmedzay sebelumnya mengaku
terlibat dalam perencanaan serangan bom bunuh diri dengan merekatkan
bahan peledak di kereta bawah tanah New York, di saat jam sibuk. Selain
Ahmedzay, pelaku lainnya Najibullah Zazi juga mengaku bersalah karena
terlibat dalam plot serangan ini. (Okezone)