Selain
di jajah budaya pop Hollywood dan Bollywood, Indonesia kini juga diserbu Hallyu
dari Korea. Film,music, dan artis Korsel membanjiri Indonesia dengan segala ke
mudharatannya.So what?
Apipah (18) hanyalah
seorang siswi biasa di SMA Negeri V Tegal. Tapi, remaja Kota “ The Gundul” itu
fasih bertutur tentang stair way to
heaven. Bukan lagu slow rock
legendaris Led Zepelin yang liriknya mengkritik paham Barat itu, melainkan
serial melodrama (cemen) korea yang
ditayangkan salah satu TV swasta Nasional.
“
Aku fanatic dengan Korea,setiap hari aku tidak pernah melewatkan drama seri
korea di salah satu stasiun tv kita,” celoteh apipah.
Sebelas-duabelasdenagnnya
adalah Noti Hori Marunda (17) SMA Negeri V Tegal ini mengaku “ Aku suka banget
dengan Korea ,bahkan bisa dibilang fanatic kali
ya.Aku punya banyak banget poster dari korea terutama Bae Yong Jun. dia oke banget.”
Apipah
dan Noti tidak sendiri. Menurut Eka karatika, peneliti tentang dampak budaya
pop dari Korea terhadap pelajar di SMAN
V Tegal,serbuan budaya Korea berdampak pada gaya hidup (penampilan), tontonan
dan koleksi aksesoris banyak remaja di kota Bahari.
Sudah
jamak di kenal,gaya hidup Korea pada umumnya antara lain: nenggak soju sampai mabuk, makan babi, operasi plastik dan gampang lebay lalu bunuh diri.
Menurut
laporan Asosiasi Industri Minuman Keras
dan Alkohol Korea (Kalia) pada akhir
2011, penduduk Korea selatan rata-rata minum
5,8 botol soju perbulan sepanjang tahun 2011, naik sekitar 1 persen di
banding tahun sebelumnya.
Dalam
beberapa tahun terakhir, kasus bunuh diri pesohor meningkat di Korea Selatan.
Mulai dari mantan presiden Korsel Roh Moo-Hyu, hingga sejumlah artis muda
ternama seperti Woo Seung Yoon (2007),
Jang Ja yeon(2009), Kim Jii Hoo ( 2008) Choi Jin Shil (2009), Park Yong Ha(2010) dan Song Ji Jeon dan Chae Dong
Ha (Mei 2011)
Fenomena
tersebut membuat sejumlah media online
setempat, seperti TV Report dan Star News, menggalakkan kampanye pencegahan bunuh diri bertajuk “ Beautiful Korea Living Together”.
Nah dampak Gelompbang Korea yang di contohkan baru di kota kecil.
Bagaimana pula di kota-kota besar di Indonesia ? ”Globalisasi budaya pop Korea
atau Hallyu berhasil memengaruhi kehidupan masyarakat dunia, terutama kaum muda
dalam beberapa waktu terakhir,” simpul Suray Agung Nugroho, Ketua Program Study
BahasaKorea Fakultas Ilmu Budaya UGM dalam seminar “ CONTEMPORAY KOREA: Youthful Spirit” di jogja 25 Januari 2011.
Serbuan
Korea Wave dimulai tahun 2002 dengan
penayangan drama seri berjudul “Endless Love” di TV Indosiar. Tayangan
yang mengeksploitasi jiwa alay remaja
ini, konon memiliki rating tinggi.
Maka membanjirlah tayangan serupa di TV swasta lainnya hingga sampai saat ini
mencapai 50 judul K-drama.
Para
artis melodrama ini juga berprofesi sebagai penyanyi. Maka, kesuksesan
K-drama diikuti dengan K-pop yang
kemudian juga mewabah. Semua remaja histeris saat melihat konser K-pop pertama
kali di Indonesia bertajuk “ Korean Idols
Music Concert Hosted in Indonesia “ di Jakarta, 4 Juni 2011. Lima artis
Korea tampil tampil dalam ajang Kimchi
tersebut yaitu Band The
Boos , X5, Girls day, Park Jun
Min, dan di akhiri dengan Super juior
(SUJU).
Mewadahi kaum pelahap Hallyu muncullah “ASian Fans
Clup” (AFC).B log Indonesia yang menggambarkan Infotainment selebritas
Korea ini didirikan pada awal Agusrus 2009 oleh remaja bernama Santi Ela Sari.
Berdasarkan
data statistik dari situs pagerank alexa,
AFC adalah situs “ Korean Intertainment”
terbesar di Indonesia..Pengakses situs ini hamper seluruhnya dari Indonesia.
Mayoritas wanita berusia kurang dari 25 tahun , yang mengakses internet dari
rumah maupun sekolah,
Sampai
juni 2011, AFC telah di kunjungi hamper 43 juta netter. Artinya AFC setiap
harinya di jenguk rata-rata hampir 59 orang.
Anak-anak
muda sangat tahu bagaimana artis dan penyanyi kore, seperti Shi Min Chul, super
junior Park Jung Min, The Boos,Girls
generation, X5, N-sonic. Penampilan mereka di panggung membuat histeris
anak-anak muda.
Para
fans Hallyu pun mencontek para
penampilan artis Negeri Gingseng yang
imu, putih mulus seperti porselen, wajah di poles cerah, rambut diikat ekor
kuda dengan ujung bergelombang, pakai stocking dipadu dengan sepatu ceper, rok,
blus atau jas selutut, ini untuk yang perempuan.Yang pria , biasa karakter
dingin, tak acuh, dengan style korea
seperti di serial melodrama mereka.
Bermunculan
pula film-film dan band-band me-too
alias peniru Hallyu, seperti
film hello
goodbye. Film produksi falcon pictures ini dibintangi Atiqoh Hasiolan,Rio
dewanto,dikolaborasi demgan Eru,penyanyi Korea. Film imi mengambil lokasi di
Busan, Korea selatan.
Sedang
Boysband dan girlsband local pengekor
misalnya, Princessu, Cherrybelle, 7icon, super9boyz,Fme, 6 Stars, dan soulmate.
Tak ketinggalan pula Ayu Rosmalina. Pedangdut ini menyulap namanya menjadi Ayu
Ting-Ting dengan penampilan ala Artis Korea . Dia pun menyebut music-nya
Korean-Dut.
Herbert
J Gans dalam popular culture and high culture : analysis and evaluation of
taste menyebut beberapa identitasbudaya populer : berorientasi pro?
Mendangkalkan nalar, mengundang kesenangan sesaat dan akhrnya mendorong
totaliterisme dengan mengondisikan public(penonton, audiens, khalayak dan
pembaca) yang pasif.
Menurut
Sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Robert, wabah Hallyu sama dan sebangun
dengan globalisasi produk budaya industry kapitalistik lainnya, seperti
McDonald dan Coca-Cola dari Amerika, Aktor jepang matsuke deluxe,dalam sebuah
dialog di Nakayoshi Televi pada 5 Januari 2011, K-pop hanyalah imitasi buruk
dari music Amerika.
Seminar
“American Populer Culture in Hemispheric
and Global Mind” di Fakultas budaya UGM, akhir Februari lalu menyimpulkan,
budaya asing terutama dari Amerika Serikat, berpengaruh besar terhadap
pembentukan perilaku masyarakat kota jogja, pengaruh tersebut bisa terlihat dari makanan,alat
elektronik, pakaian dan gaya hidup,
Dampak
negative itulah yang di khawatirkan
MUI(majelis ulama Indonesia) ddngan rencana konser Lady Gaga bertajuk “ the born this way ball”. Lady Gaga salah
satu icon budaya pop terkini.
Saat
penjualan tiket Lady Gaga mulai di buka di plaza FX Jakarta, Sabtu,10 Maret
2012 lalu, ratusan remaj dari berbagai daerah tumpahruah menyerbu. Banyajk
diantara mereka yang rela antre berjam-jam sebelumnya, dan hanya dalam beberapa
jam saja, tiket berharga antara Rp 600 ribu sampai 2 jutaan selembar ludes
terjual.
Maret
lalu ketua MUI bidang budaya KH Kholil
Ridwan, menyatakan haram bagi kaum
muslimin menonton konser Lady Gaga di Jakarta pada 3 juni 2012 nanti
Pasalnya,
selain memasarkan pornoaksi, penyanyi bernama Stefani Joanne Angelina Germanotta itu juga mengusung
symbol-simbol illuminati dari Zionisme
Namun,seruan
MUI malah dicemooh kalangan praktisi dan konsumen budaya pop. Bahkan pengamat
music Denny Sakrie Curiga, jangan-jangan MUI dibayar promotor konser Lady Gaga.
“Gue curiganya,promotornya yang bayar MUI untuk menonton (konser). Biar rame aja ,”
ujarnya seraya tertawa, seperti di kutip kapanlagi.com (21/3).
Menurut
mantan penyanyi rock, Hary Moekti, budaya jahiliyah seperi bydaya pop barat
(Hollywood) maupun timur (Bollywood dan
Hallyu), tidak bisa dilawan dengan hanya fatwa haram.
“
budaya pop ini kan produk ideologi
kapitalisme yang di globalkan oleh Negara-negara barat. Untuk melawannya ya
harus dengan kekuatan Negara yang menerapkan ideology islam. Penguasa daulah
islam inilah yang akan melindungi umat
islam dari serbuan budaya jahiliyah
dengan berbagai cara,” tutur penyanyi yang kini jadi pendakwah itu.