Headlines News :
Home » » General Assesment Report, Hasil Penilaian AFC Pada ISL Buruk

General Assesment Report, Hasil Penilaian AFC Pada ISL Buruk

Written By News and Fun on Sunday 6 May 2012 | 00:49



JAKARTA,- Seperti yang sudah diketahui, jatah klub Indonesia untuk ikut Liga Champion Asia berkurang. Dari semula 1 klub di fase grup dan 1 klub di babak play off, kini Indonesia cuma diberi jatah 1 klub, dan itu pun harus lewat play off.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan jatah LCA bagi Indonesia bisa berkurang?

Di awal tahun 2011, AFC merilis General Assesment Report untuk 11 negara yang dinilai, salah satunya Indonesia. Berdasarkan hasil penilaian AFC, kompetisi Indonesia berada di urutan paling bawah dari 11 negara.


AFC General Assesment Report 2011

Dalam beberapa kategori yang dinilai, berikut peringkat kompetisi Indonesia diantara 11 negara:
  •     Organization (urutan 9)
  •     Technical Standart (urutan 11)
  •     Attendance (urutan 4)
  •     Governance (urutan 8)
  •     Marketing & Promotion (urutan 5)
  •     Bussines Class (urutan 10)
  •     Game operation (urutan 5)
  •     Media (urutan 11)
  •     Stadia (urutan 11)
  •     Club (urutan 8)
  •     Infrastruktur/logistic (urutan 7)

Sedangkan untuk penilaian pada item-item tertentu, sebagai berikut:

  •  Average attendance in domestic league (urutan 4)
  •  Subtotal income (income league+income club) (urutan 8)
  •  Income league (urutan 7)
  •  Income club (urutan 10)
  •  Number of clubs having A-class Stadium (URUTAN 11, tidak ada klub yg memakai stadion class ini)
  •  Number of teams in top division (urutan 2, 18 club sama dengan Iran dan Jepang)

Hasil dari penilaian itulah yang menjadi dasar untuk menentukan slot di Liga Champion Asia.

Sayangnya, hasil penilaian AFC ini kurang mendapat perhatian dari PSSI maupun media massa di Indonesia. Tak ada satu pun media massa yang memberitakan hal ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang juga ikut dinilai. Beberapa media di Australia menyoroti posisi A-League yang berada di posisi ke delapan. Bahkan mereka juga mengharapkan FFA bisa menutupi beberapa kekurangan dari penilaian tersebut, supaya jatah Australia bisa bertambah, dari dua menjadi 3 klub di fase grup LCA. Begitu juga dengan Thailand, yang posisinya satu tingkat diatas Indonesia. Bahkan Direktur Kompetisi AFC, Tokuaki Suzuki yang diwawancarai media lokal Thailand, mengatakan kompetisi Thailand harus memperbaiki diri, jika tidak ingin jatah di LCA berkurang atau bahkan habis. “If the clubs cannot improve their facility and programme to meet the criteria, they will not be able to play in the AFC Champions League from 2012-2013,” seperti yang dikutip dari goal.com/asia.

Kembali ke hasil penilaian AFC, dari sini bisa dilihat kualitas ISL (2010-2011). Ada yang bagus, ada yang lumayan, tapi lebih banyak yang kurang. Kelebihan ISL hanyalah di attendance/penonton.  Fakta inilah yang mencoba diabaikan oleh klub-klub ISL. Mereka merasa sudah menjadi klub yang terbaik di jagat sepakbola Indonesia. Dan dengan hasil assessment ini, haruskah ISL diteruskan?

AFC masih merasa Indonesia punya potensi untuk berkembang dan menjadikan kompetisinya melebihi negara lain. Karena itulah, dengan nilai assessment yang buruk, AFC menyarankan untuk mereset ulang kompetisi. Jika kekurangan-kekurangan yang ada lekas diperbaiki, dan dengan penilaian AFC yang diperbarui setiap dua tahun sekali, niscaya Indonesia bisa mengejar ketertinggalannya dari negara-negara lain. Sayangnya, klub sepakbola Indonesia terlihat tidak peduli dengan kenyataan tersebut. Kompetisi di Indonesia seakan hanya mementingkan keriuhan penonton yang memadati stadion, tapi melupakan aspek-aspek lain yang menentukan profesionalitas sebuah klub.
(PE)
 
Mediasepakbola.com
Share this post :
 
Design By : Nanggroe WEBdev Powered By e-berita.net