Banda Aceh – Perjalanan perusahaan eksplorasi bijih besi PT Lhoong Setia Mining di Aceh masih tersangkut sejumlah masalah klasik. Sejak mendapatkan izin eksplorasi bijih besi pada 2008 dari gubernur Aceh Irwandi Yusuf kala itu, rangkaian masalah seperti pemenuhan hak warga, ancaman lingkungan, dan pembayaran royalti mengemuka. Di awal 2012 ini, PT LSM kembali dituding ingkar janji.
“Ya kemarin memang ada penutupan sementara karena PT LSM belum memenuhi janji pembuatan rumah warga di Jantang,” ujar Imum Mukim Cot Jeumpa, Mahyuddin M Nur Kepada The Globe Journal, (7/5).
Sebagai Mukim, Mahyuddin berharap PT LSM dapat memosisikan diri sebagai perusahaan pertambangan yang professional. Dimana mestinya semua komitmen terhadap masyarakat setempat dapat dipenuhi dengan baik. Dirinya menyayangkan bilamana kewajibannya terhadap masyarakat diingkari, sementara alam wilayahnya terus dikeruk.
Kisruh PT LSM terakhir ini membuat banyak pihak mempertanyakan keberadaan PT LSM dan manfaatnya bagi masyarakat. Sejalan dengan Mahyuddin, seorang sumber The Globe Journal lainnya yang tak ingin disebutkan namanya bicara blak-blakan soal buruknya managemen PT LSM. Katanya managemen PT LSM dipenuhi oleh orang-orang titipan yang hanya mencari keuntungan semata. “Pak Bukhari Daud sudah jadi penasehat PT LSM,” tandasnya mempertanyakan keberadaan mantan Bupati Aceh Besar yang ikut andil memberikan izin kala itu.
Soal informasi itu, Mahyuddin mengaku tak mengetahui banyak. Dirinya pun tak berani memberikan komentar lebih lanjut. Namun hal yang sama pernah terjadi. “Pak Ir Sabirin mantan camat Lhoong sudah menjadi Humas di PT LSM. Beliau jadi Humas PT LSM setelah pensiun baru-baru ini. Kira-kira tahun 2011 kemarin,” tandasnya.
Sementara itu Direktur PT LSM Jerry Patras hingga berita ini diturunkan belum memberikan penjelasan apapun atas persoalan ini.
Theglobejournal.com
